Nancy Pelosi Kunjungan ke Asia
'Nancy Pelosi Bebas Kemana Saja', AS Balik Peringatkan China
Amerika Serikat menyebut bahwa Ketua Senat AS Nancy Pelosi bebas kemana saja sesuai dengan rencananya.
TRIBUNNEWS.COM -- Amerika Serikat menyebut bahwa Ketua Senat AS Nancy Pelosi bebas kemana saja sesuai dengan rencananya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menjelaskan bahwa Nancy Pelosi merupakan salah satu pejabat paling senior ketiga di AS bebas membuat keputusan dan rencana perjalanannya sendiri.
Blinken memperingatkan China agar tidak menambah panas suasana jika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Nancy Pelosi) akhirnya mengunjungi Taiwan.
“Pembicara akan membuat keputusan sendiri tentang apakah akan mengunjungi Taiwan atau tidak. Kongres adalah cabang pemerintahan yang independen dan setara.
Baca juga: Nancy Pelosi Dijadwalkan Tiba di Taiwan Besok, Tentara Pembebasan China Tidak Akan Tinggal Diam
Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembicara," kata Blinken kepada wartawan di markas besar PBB di New York setelah konferensi peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) pada hari Senin seperti dikutip Russia Today.
Diplomat AS itu kemudian menuduh Beijing melebih-lebihkan pentingnya perjalanan yang dikabarkan.
"China mencoba menciptakan semacam krisis atau meningkatkan ketegangan, itu akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Beijing," kata Blinken.
Blinken mengatakan Washington mengharapkan Beijing untuk bertindak secara bertanggung jawab dan tidak terlibat dalam eskalasi ke depan, jika Pelosi akhirnya memutuskan untuk mengunjungi Taiwan, seperti yang telah dilaporkan oleh beberapa media, mengutip sumber di AS dan Taipei.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby juga menekankan bahwa pemerintahan Biden tidak memiliki kendali atas kemungkinan kunjungan
Pelosi, mengingat Kongres adalah cabang pemerintah yang independen, dan bahwa perjalanannya tidak akan mencerminkan perubahan apa pun dalam kebijakan AS.
“Pembicara memiliki hak untuk mengunjungi Taiwan, dan Ketua DPR telah mengunjungi Taiwan tanpa insiden,” Kirby mengulangi pada hari Senin, merujuk pada perjalanan tahun 1997 oleh Newt Gingrich.
Dia menambahkan, “Tidak ada yang berubah tentang kebijakan One China kami.”
Beijing telah berulang kali memperingatkan bahwa prinsip Satu China untuk mengakui klaim kedaulatan daratan atas Taiwan adalah garis merah yang tidak boleh dilintasi oleh negara mana pun.
China Siap Mengambil Tindakan Tegas
China memandang kunjungan pejabat AS ke Taiwan sebagai sinyal yang menggembirakan bagi kelompok pro-kemerdekaan Taiwan.
Juru bicara angkatan udara China Shen Jinke pada hari Minggu kemarin mengatakan, Beijing dengan tegas akan menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial.
Baca juga: Nancy Pelosi Dijadwalkan Tiba di Taiwan Besok, Tentara Pembebasan China Tidak Akan Tinggal Diam
Shen menyebut, angkatan udara China memiliki banyak jenis jet tempur yang mampu mengitari Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.
Selama panggilan telepon pada pekan lalu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar Washington mematuhi Kebijakan Satu Tiongkok (One-China Policy). Xi bahkan mengatakan China siap mengambil tindakan tegas jika Pelosi benar mengunjungi Taiwan.
"Mereka yang bermain api akan binasa karenanya," ujar Xi Jinping memperingatkan Presiden AS, yang dikutip dari Reuters.
Biden mengatakan kepada Xi, kebijakan AS mengenai Taiwan tidak akan berubah dan Washington menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan keamanan di Selat Taiwan.
Sedangkan Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang tidak secara langsung menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan kunjungan Pelosi ke Taiwan di tengah meningkatnya spekulasi mengenai kabar tersebut.
Baca juga: China Peringatkan Nancy Pelosi Agar Tidak Mengunjungi Taiwan
"Kami selalu menyambut hangat kunjungan tamu asing yang terhormat ke negara kami," katanya kepada wartawan.
Tur kunjungan Nancy Pelosi ke Asia terjadi saat suasana politik di China dan AS sedang memanas.
Xi Jinping, dari Partai Komunis yang berkuasa di China, diperkirakan akan mengamankan kursi kepemimpinannya untuk ketiga kalinya pada akhir tahun ini.
Sedangkan di Amerika Serikat, Joe Biden dan Partai Demokrat sedang berjuang keras untuk mempertahankan kendali Dewan Perwakilan Rakyat pada pemilihan November mendatang.
Pekan lalu Biden mengatakan kepada para wartawan, dia pikir militer AS percaya kunjungan Pelosi ke Taiwan bukanlah ide yang baik untuk saat ini.
Banyak tokoh dan media AS, mulai dari mantan presiden AS Donald Trump hingga tokoh Rusia, telah bergabung dalam upaya untuk membujuk atau memperingatkan Pelosi agar tidak membuat langkah berbahaya terkait kemungkinan kunjungannya ke Taiwan.
Pada hari Jumat (29/7/2022) lalu, mantan Presiden AS Donald Trump mengkritik kemungkinan perjalanan Pelosi ke Taiwan.
Baca juga: Keliling Asia, Benarkah Nancy Pelosi Akan Sambangi Indonesia?
"Mengapa Nancy Pelosi terlibat dengan China dan Taiwan selain untuk membuat masalah dan lebih banyak uang, mungkin melibatkan perdagangan orang dalam dan informasi, untuk suaminya yang selingkuh?" kritik Trump melalui platform media sosialnya Trump Social, yang dikutip dari Global Times.
Trump melanjutkan, kunjungan Pelosi ke Taiwan hanya akan menimbulkan konflik AS dan China.
"Semua yang dia sentuh berubah menjadi Kekacauan, Gangguan, dan 'Omong kosong. Kekacauan China adalah hal terakhir yang harus dia terlibat - Dia hanya akan memperburuknya. Crazy Nancy hanya memasukkan dirinya sendiri dan menyebabkan gesekan dan kebencian yang hebat. Dia sangat berantakan!" kata Trump.