Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Serbia Kosovo

Sejarah Panjang Konflik Kosovo-Serbia, Perang Berhenti Diintervensi NATO 

Keputusan PM Kosovo Albin Kurti melarang semua kendaraan nopol Serbia masuk wilayahnya memicu konflik dengan warga Serbia.

zoom-inlihat foto Sejarah Panjang Konflik Kosovo-Serbia, Perang Berhenti Diintervensi NATO 
Wikipedia Common/Sgt Craig J Shell, US Marine Corps
KFOR - Tentara Marinir AS diterjunkan ke Kosovo sebagai bagian pasukan perdamaian NATO (KFOR) untuk mengakhiri perang Serbia-Kosovo pada 1998.

Orang-orang Albania yang diusir menetap di Kosovo dan antara 1876 dan 1878 terjadi serangan di dan di 1901 pembantaian Serbia Kosovo.

Ketegangan antara komunitas Serbia dan Albania di Kosovo memanas sepanjang abad ke-20 dan kadang-kadang meletus menjadi kekerasan besar, khususnya selama Perang Balkan Pertama (1912–13), Perang Dunia I (1914–18), dan Perang Dunia II (1939–45 ).

Pemberontakan Albania 1912 di Kosovo mengakibatkan Kekaisaran Ottoman menyetujui pembentukan negara kuasi Albania.

Tetapi pasukan Ottoman segera diusir oleh pasukan oportunistik Bulgaria, Serbia dan Montenegro. Dalam Perang Balkan berikutnya, Pembantaian Albania terjadi.

Setelah Perang Dunia I Kosovo dimasukkan ke dalam Kerajaan Yugoslavia yang didominasi Serbia meskipun komunitas Albania menuntut untuk bersatu dengan Albania.

Antara 1918 dan 1939, Yugoslavia mengusir ratusan ribu orang Albania dan mempromosikan pemukiman sebagian besar kolonis Serbia di wilayah tersebut, sementara sekolah bahasa Albania dilarang.

Setelah invasi Poros ke Yugoslavia pada 1941, sebagian besar Kosovo ditugaskan ke Albania yang dikuasai Italia, dengan sisanya dikendalikan oleh Jerman dan Bulgaria.

Selama pendudukan, kolaborator Albania menganiaya pemukim Serbia dan Montenegro, menewaskan ribuan orang.

Antara 70.000 dan 100.000 orang Albania diusir atau dipindahkan ke kamp konsentrasi di Pristina dan Mitrovica.

Konflik di Era Yugoslavia

Berlanjut ke era Yugoslavia di bawah pemerintahan Joseph Bros Tito, konflik Albania Kosova ini tidak juga berakhir.

Tito secara sistematis menekan nasionalisme di antara kelompok etnis di seluruh Yugoslavia, dan mendirikan enam republik (Slovenia, Kroasia, Serbia, Montenegro, Makedonia, dan Bosnia-Herzegovina) sebagai bagian konstituen dari federasi Yugoslavia.

Tito melemahkan kekuatan Serbia—republik terbesar dan terpadat—dengan mendirikan pemerintahan otonom di provinsi Vojvodina Serbia di utara dan Kosovo di selatan.

Sampai 1963 itu bernama Daerah Otonomi Kosovo dan Metohija dan pada 1968 berganti nama menjadi Provinsi Otonomi Sosialis Kosovo.

Bertahun kemudian sesudah Yugoslavia pecah (balkanisasi), Slobodan Milosevic yang ultranasionalis berkuasa. Opresi dan represi berlanjut di Albania Kosovo.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved