Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak
LDP Berharap Kemenangan di Pemilu Majelis Tinggi Jepang Usai Kematian Petingginya Shinzo Abe
Koalisi Penguasa Jepang diprediksi akan memenangkan suara terbanyak dalam Pemilu Majelis Tinggi Jepang pasca insiden pembunuhan Shinzo Abe.
Namun kemudian ia mundur karena para peserta yang hadir dalam acara itu harus menyerahkan nama dan alamat mereka.
Setelah pembunuhan Abe, tindakan pengamanan pun ditingkatkan untuk Perdana Menteri saat ini, Fumio Kishida.
Namun, keamanan di tempat pemungutan suara kemarin tetap normal, dengan Takao Sueki yang berusia 79 tahun mengatakan bahwa ia mengunakan hak suaranya dengan memperhatikan ketidakstabilan internasional, termasuk invasi Rusia ke Ukraina.
"Melihat dunia saat ini, saya berpikir setiap hari tentang bagaimana Jepang akan menangani situasi ini. Ini adalah negara demokratis dan saya membenci penggunaan kekerasan untuk melenyapkan seseorang. Saya sangat menjunjung tinggi demokrasi, bahwa jika orang memiliki perbedaan pendapat, mereka harus membantahnya dengan dialog," kata Sueki saat ditanya mengenai pembunuhan Abe.
Baca juga: Tetsuya Yamagami Memang Berniat Bunuh Shinzo Abe, Berulang Kali Datangi Tempat Pidato Eks PM Jepang
Polisi pun menjanjikan 'penyelidikan menyeluruh' atas apa yang disebut oleh Kepala Biro Kepolisian Daerah Nara sebagai 'masalah dengan tindakan pengamanan dan keamanan' untuk Abe.
"Selama bertahun-tahun sejak saya menjadi polisi pada 1995, tidak ada penyesalan yang lebih besar, tidak ada penyesalan yang lebih besar dari ini," kata Kepala Polisi Nara Tomoaki Onizuka sambil meneteskan air mata kepada wartawan setempat pada Sabtu malam.
Kantor Abe menyampaikan bahwa kebangkitan akan diadakan Senin malam, dengan rencana pemakaman yang hanya akan dihadiri keluarga dan teman dekat besok.
Media lokal mengatakan kedua acara itu diperkirakan akan dilakukan di Kuil Zojoji Tokyo.