Rabu, 1 Oktober 2025

Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak

LDP Berharap Kemenangan di Pemilu Majelis Tinggi Jepang Usai Kematian Petingginya Shinzo Abe

Koalisi Penguasa Jepang diprediksi akan memenangkan suara terbanyak dalam Pemilu Majelis Tinggi Jepang pasca insiden pembunuhan Shinzo Abe.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Twitter @jokowi/AFP
Mantan PM Jepang, Shinzo Abe dan pelaku penembakan Abe, Tetsuya Yamagami. Koalisi Penguasa Jepang diprediksi akan memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan Dewan Penasihat Jepang pasca insiden pembunuhan Shinzo Abe. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Koalisi penguasa Jepang diproyeksikan akan memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan Pemilu Majelis Tinggi Jepang yang diadakan hanya dua hari setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.

Dikutip dari laman Taipei Times, Senin (1/7/2022), Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa tempat Shinzo Abe bernaung serta mitra koalisinya Komeito diperkirakan akan mengklaim antara 69 hingga 83 dari 125 kursi Dewan Penasihat Jepang yang diperebutkan.

Bahkan sebelum pembunuhan Shinzo Abe, LDP dan Komeito telah diperkirakan akan memperkuat mayoritas kursi.

Baca juga: Pemilu di Jepang Berjalan di Bawah Bayang-bayang Pembunuhan Mantan PM Shinzo Abe

Meskipun jumlah kursi terakhir akan disoroti untuk mencari tanda-tanda apakah serangan terhadap Shinzo Abe dapat memberikan dukungan terhadap mereka.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menegaskan bahwa pemilihan tetap dilanjutkan meskipun ada pembunuhan.

"Kita tidak boleh membiarkan kekerasan menekan pidato dan menghalangi pemilihan," kata Fumio Kishida.

Sebelumnya, Shinzo Abe ditembak dari jarak dekat pada Jumat lalu saat memberikan pidato untuk kampanye anggota partainya di Kota Nara.

Ia kemudian dinyatakan meninggal karena kehilangan banyak darah di rumah sakit setempat.

Jenazahnya lalu dibawa ke rumah keluarganya di Tokyo pada Sabtu lalu.

Pembunuhan itu pun mengguncang Jepang dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia, memicu curahan simpati, bahkan dari negara-negara yang terkadang memiliki hubungan sulit dengan Abe, seperti China dan Korea Selatan (Korsel).

Baca juga: Suasana Duka dan Kesedihan di Jepang Sehari Setelah Penembakan Mantan PM Shinzo Abe

Sementara itu, pria yang dituduh melakukan pembunuhan, yakni Tetsuya Yamagami yang berusia 41 tahun, kini telah ditahan.

Ia mengatakan kepada polisi bahwa dirinya menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan itu.

Karena menuduh Abe memiliki hubungan dengan kelompok agama yang ia duga menyebabkan ibunya mengalami kehancuran keuangan.

Tetsuya Yamagami dilaporkan mengunjungi Prefektur Okayama barat pada Kamis lalu, dengan tujuan untuk membunuh Abe di acara yang berbeda.

Namun kemudian ia mundur karena para peserta yang hadir dalam acara itu harus menyerahkan nama dan alamat mereka.

Setelah pembunuhan Abe, tindakan pengamanan pun ditingkatkan untuk Perdana Menteri saat ini, Fumio Kishida.

Namun, keamanan di tempat pemungutan suara kemarin tetap normal, dengan Takao Sueki yang berusia 79 tahun mengatakan bahwa ia mengunakan hak suaranya dengan memperhatikan ketidakstabilan internasional, termasuk invasi Rusia ke Ukraina.

"Melihat dunia saat ini, saya berpikir setiap hari tentang bagaimana Jepang akan menangani situasi ini. Ini adalah negara demokratis dan saya membenci penggunaan kekerasan untuk melenyapkan seseorang. Saya sangat menjunjung tinggi demokrasi, bahwa jika orang memiliki perbedaan pendapat, mereka harus membantahnya dengan dialog," kata Sueki saat ditanya mengenai pembunuhan Abe.

Baca juga: Tetsuya Yamagami Memang Berniat Bunuh Shinzo Abe, Berulang Kali Datangi Tempat Pidato Eks PM Jepang

Polisi pun menjanjikan 'penyelidikan menyeluruh' atas apa yang disebut oleh Kepala Biro Kepolisian Daerah Nara sebagai 'masalah dengan tindakan pengamanan dan keamanan' untuk Abe.

"Selama bertahun-tahun sejak saya menjadi polisi pada 1995, tidak ada penyesalan yang lebih besar, tidak ada penyesalan yang lebih besar dari ini," kata Kepala Polisi Nara Tomoaki Onizuka sambil meneteskan air mata kepada wartawan setempat pada Sabtu malam.

Kantor Abe menyampaikan bahwa kebangkitan akan diadakan Senin malam, dengan rencana pemakaman yang hanya akan dihadiri keluarga dan teman dekat besok.

Media lokal mengatakan kedua acara itu diperkirakan akan dilakukan di Kuil Zojoji Tokyo.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved