Konflik Rusia Vs Ukraina
Barat Ingin Kalahkan Rusia di Medan Perang, Putin: Biarkan Mereka Mencoba
Mendengar Barat ingin mengalahkan Rusia di medan perang, Vladimir Putin pun menantangnya. Namun memperingatkan itu dapat menjadi tragedi bagi Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Mendengar Barat ingin mengalahkan Rusia di medan perang, Presiden Vladimir Putin pun menantang Barat untuk mencobanya.
Namun Putin memperingatkan bahwa campur tangan Barat akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar bagi Ukraina.
Dalam pidato hawkish hari Kamis (7/7/2022), Pemimpin Rusia mengatakan bahwa Rusia baru saja memulai perangnya di Ukraina dan menantang Barat untuk mencoba mengalahkannya dalam peperangan.
Putin mengatakan prospek untuk setiap negosiasi akan semakin sulit jika konflik bertambah lama dan berlarut-larut.
“Hari ini kami mendengar bahwa mereka ingin mengalahkan kami di medan perang. Apa yang bisa Anda katakan? Biarkan mereka mencoba," kata Putin, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
“Kami telah mendengar berkali-kali bahwa Barat ingin melawan kami hingga Ukraina terakhir."
Baca juga: Rusia Temukan Ladang Minyak Baru Sebanyak 82 Juta Ton di Samudera Arktik
"Ini adalah tragedi bagi rakyat Ukraina, tetapi tampaknya semuanya menuju ke arah ini, ”katanya.
Rusia menuduh Barat mengobarkan perang proksi melawannya dengan memukul ekonomi Rusia dengan sanksi dan meningkatkan pasokan senjata canggih ke Ukraina.
Tetapi sambil membual bahwa Rusia baru saja melangkah maju dalam hal perang, Putin juga merujuk pada kemungkinan negosiasi.
“Semua orang harus tahu bahwa, pada umumnya, kita belum memulai sesuatu dengan sungguh-sungguh,” katanya.
“Pada saat yang sama, kami tidak menolak pembicaraan damai. Tetapi mereka yang menolak mereka harus tahu bahwa semakin jauh, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kami.”

Putin mengatakan jelas bahwa sanksi Barat menciptakan kesulitan, “tetapi sama sekali tidak seperti yang diharapkan oleh para penggagas blitzkrieg ekonomi terhadap Rusia”.
Komentar Putin adalah referensi pertama untuk diplomasi dalam beberapa minggu setelah pernyataan berulang dari Moskow bahwa negosiasi dengan Kyiv telah gagal total.
Baca juga: Rusia Hadiri KTT G20 di Bali yang Pembahasannya akan Didominasi Soal Dampak Perang Ukraina
Sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia telah merebut sebagian besar negara itu, termasuk menyelesaikan perebutan wilayah timur Luhansk pada hari Minggu.
Tetapi kemajuan pasukan Rusia jauh lebih lambat daripada yang diperkirakan banyak analis, dan mereka dipukul mundur dalam upaya awal untuk merebut ibu kota, Kyiv, dan kota kedua Ukraina, Kharkiv.