Konflik Rusia Vs Ukraina
Pengamat: Kemajuan Rusia Sangat Lambat dalam Perang Ukraina, Terus Menghabiskan Senjata
Pengamat menilai kemajuan Rusia dalam perang melawan Ukraina sangat lambat. Bahkan, Rusia disebut hanya menghabiskan senjata saja.
Pasukan Ukraina Buat Pertahanan Baru

Pasca-direbutnya Luhansk oleh Rusia, pasukan Ukraina membuat garus pertahanan baru di Donetsk, Selasa (5/7/2022), dimana mereka masih menguasai kota-kota besar.
Disisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukannya untuk "benar-benar istirahat dan memulihkan kesiapan militer mereka", sementara unit di daerah lain terus berjuang.
Gubernur Donetsk, Pavlo Kryrylenko, mengungkapkan pasukan Rusia menembaki kota Slviansk dan Kramatorsk semalam.
"Mereka sekarang juga menjadi garis utama penyerangan musuh," katanya menceritakan situasi di dua kota irtu, dikutip dari Reuters.
"Tidak ada tempat yang aman tanpa penembakan di wilayah Donetsk."
Pada Senin (4/7/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, meski terjadi penarikan dari Lysychansk, pasukannya akan tetap berjuang.
"Angkatan bersenjata Ukraina merespons, mendorong kembali, dan menghancurkan potensi ofensif penjajah hari demi hari," kata Zelenskiy dalam pesan video malam.
"Kita perlu menghancurkannya. Ini tugas yang sulit. Ini membutuhkan waktu dan upaya manusia super. Tapi, kita tidak punya alternatif."
Pertempuran Luhansk adalah yang paling dekat yang dicapai Moskow untuk mencapai salah satu tujuannya sejak pasukannya dikalahkan dalam upaya merebut Kyiv pada bulan Maret.
Ini menandai kemenangan terbesar Rusia sejak merebut pelabuhan selatan Mariupol pada akhir Mei.
Baca juga: Ukraina Tarik Pasukan dari Lysychansk setelah Rusia Klaim Kemenangan, Zelensky Ungkap Taktik Baru
Serangan Rusia Kian Agresif

Serangan Rusia ke Ukraina tampaknya kian agresif setelah kunjungan Presiden Jokowi ke dua negara yang sedang berperang itu.
Kemarin, Senin (4/7/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melanjutkan serangan besar-besaran di Ukraina setelah pasukannya menguasai seluruh wilayah Luhansk.
"Unit militer, termasuk kelompok Timur dan kelompok Barat harus melaksanakan tugas mereka sesuai dengan rencana yang telah disetujui sebelumnya," bunyi perintah Putin kepada Shoigu seperti dikutip dari Straits Times.