Konflik Rusia Vs Ukraina
Lima Update Invasi Ukraina: Warga AS Tewas hingga Kherson Ingin Gabung Rusia
Perang Rusia-Ukraina telah berjalan selama 118 hari, berikut lima peristiwa terbaru dari konflik ini.
3. Kherson Ingin Gabung Rusia

Referendum di wilayah Kherson Ukraina untuk bergabung dengan Rusia, akan diadakan musim gugur ini, kata pihak berwenang yang memproklamirkan diri di wilayah itu, menurut kantor berita Rusia, RIA.
“Kami sedang mempersiapkan referendum. Setelah referendum, kami akan menjadi subjek penuh dari Federasi Rusia,” kata Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintahan militer-sipil yang memproklamirkan diri di wilayah tersebut, seperti dilaporkan RIA.
“Tidak lama lagi kita akan dapat merasakan diri kita sebagai warga negara yang lengkap dari negara besar Rusia,” tambah Stremousov.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang waktunya.
Adapun musim gugur di Rusia berlangsung dari September hingga November.
4. Prediksi Pertempuran di Severodonetsk

Institute for the Study of War, mengutip pernyataan pejabat Ukraina, melaporkan bahwa minggu depan akan menjadi penentu bagi upaya Rusia merebut kota timur Severodonetsk, di Luhansk.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, mengatakan bahwa Rusia menetapkan batas waktu 26 Juni bagi pasukannya untuk mencapai perbatasan administratif wilayah Luhansk.
“Yang kemungkinan akan menghasilkan upaya intensif untuk mengambil kendali penuh atas Severodonetsk dan bergerak ke barat menuju perbatasan,” kata ISW.
Lembaga tersebut juga mengatakan bahwa laporan Gubernur Luhansk bahwa Rusia menguasai semua Severodonetsk selain dari zona industri adalah "konfirmasi eksplisit pertama Ukraina bahwa pasukan Rusia mengendalikan semua Severodonetsk dengan pengecualian pabrik Azot."
“Pasukan Rusia kemungkinan akan melanjutkan upaya untuk membersihkan pabrik Azot dan menyelesaikan operasi pengepungan di selatan Severodonetsk dan Lysychansk dengan mengemudikan jalan raya T1302 Bakhmut-Lysychansk,” kata ISW.
5. Peraih Nobel Jual Medalinya

Jurnalis Rusia peraih Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun lalu, Dmitry Muratov, melelang medalinya seharga $103,5 juta.
Aksi ini ia lakukan untuk mengumpulkan uang bagi anak-anak terlantar yang terdampak invasi Rusia ke Ukraina.