Sabtu, 4 Oktober 2025

Bantah Klaim China, AS Sebut Selat Taiwan adalah Perairan Internasional

Amerika Serikat menolak klaim China dan menyebut bahwa selat yang memisahkan pulau Taiwan dari daratan China adalah perairan internasional.

Google Maps
Selat Taiwan yang membentang di antara daratan China dan Taiwan - AS membantah klaim China dengan menyebut bahwa selat Taiwan adalah perairan internasional. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mendukung pernyataan Taiwan bahwa selat yang memisahkan pulau itu dari daratan China adalah jalur air internasional, Selasa (14/6/2022).

Itu menjadi penolakan berkelanjutan terhadap klaim China untuk menjalankan kedaulatan atas jalur strategis tersebut.

Diketahui, selat Taiwan sering menjadi sumber ketegangan militer sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS, dan kadang-kadang kapal-kapal dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada, telah berlayar melalui selat itu, memicu kemarahan Beijing.

Pada hari Senin (13/6/2022), Kementerian Luar Negeri China mengatakan negara itu "memiliki kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi atas Selat Taiwan" dan menyebutnya klaim palsu ketika negara-negara tertentu menyebut Selat Taiwan sebagai perairan internasional.

"Selat Taiwan adalah jalur air internasional, yang berarti bahwa Selat Taiwan adalah area di mana kebebasan laut lepas, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, dijamin di bawah hukum internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price ke Reuters.

Baca juga: Presiden Rodrigo Duterte: Filipina Tidak Mampu Perang Melawan China

Baca juga: China Bertekad Hentikan Taiwan Deklarasikan Kemerdekaan, Minta Amerika Tak Usah Ikut Campur

Dunia memiliki "kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan kami menganggap ini sebagai pusat keamanan dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas", Price menambahkan, seperti dikutip dari CNA.

Dia mengulangi kekhawatiran AS tentang "retorika agresif dan aktivitas koersif China mengenai Taiwan" dan mengatakan Amerika Serikat "akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan, dan itu termasuk transit melalui Selat Taiwan".

Sebelumnya pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou menyebut posisi China sebagai "kesalahan".

Pada hari Rabu, Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan selat itu "tidak berarti laut pedalaman China".

Baca juga: China Dilaporkan Ancam Memulai Perang Jika Taiwan Nekat Deklarasikan Kemenangan

Baca juga: Sikap China Terkait Invasi Rusia: Dukung Pembicaraan Damai, Sebut Sanksi Tak Selesaikan Masalah

"Ambisi China untuk menelan Taiwan tidak pernah berhenti atau disembunyikan; Selat Taiwan adalah wilayah maritim untuk navigasi internasional yang bebas," katanya kepada wartawan.

Kantor Urusan Taiwan China mengatakan pemerintah di Taipei "bekerja sama dengan kekuatan eksternal untuk membesarkan masalah ini".

"(Ini) merugikan kepentingan rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan dan mengkhianati kepentingan bangsa China - itu tercela", kata juru bicara kantor Ma Xiaoguang di Beijing.

China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan memandang pulau itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China.

Taiwan mengatakan China tidak memiliki hak untuk berbicara atau mengklaim kedaulatan, mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri dan bahwa Republik Rakyat China tidak pernah menguasai bagian mana pun dari pulau itu.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved