Konflik Rusia Vs Ukraina
Gubernur Mykolaiv: Rusia Menargetkan Pertanian Ukraina Untuk Menakuti Dunia
Vitaliy Kim mengatakan, Moskow menargetkan gudang tersebut karena ingin banyak pihak khawatir dengan krisis pangan global yang akan terjadi.
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MYKOLAIV – Gubernur Mykolaiv Vitaliy Kim mengatakan Rusia menargetkan pangan dan pertanian Ukraina dalam serangannya, untuk menakut-nakuti dunia agar menyetujui kesepakatan untuk membuka kembali pelabuhan di Laut Hitam.
Pasukan Rusia telah menghancurkan gudang komoditas pertanian terbesar Ukraina yang berada di Mykolaiv, dalam serangan yang terjadi selama akhir pekan kemarin.
Vitaliy Kim mengatakan, Moskow menargetkan gudang tersebut karena ingin banyak pihak khawatir dengan krisis pangan global yang akan terjadi.
Baca juga: Terus Digempur Rusia, Ukraina Akui Hanya Bisa Kendalikan Pinggiran Sievierodonetsk
“Mereka ingin melakukan ini karena mereka mencoba berdagang tentang pembukaan Laut Hitam,” ujar Kim yang dilansir dari Reuters.
Kim menambahkan, dengan menyerang gudang pertanian Ukraina, Rusia berharap agar kesepakatan mengenai ekspor biji-bijian Ukraina dan Rusia melalui jalur laut dapat segera disetujui, dan pihak Barat dapat melonggarkan sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia.
“Itulah mengapa mereka menembak lebih banyak. Mengapa mereka menembak perusahaan pertanian dan bahkan ladang, hanya untuk film mereka sendiri bahwa ladang terbakar,” kata Kim yang ditemui di luar kantornya, yang telah hancur akibat serangan rudal Rusia pada Maret lalu.
Sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada Februari lalu, Kyiv berulang kali menuduh Rusia melakukan serangan yang menargetkan infrastruktur dan pertaniannya, sebagai upaya untuk memprovokasi krisis pangan global, dan menekan pihak Barat agar melonggarkan sanksi yang mereka berikan pada Rusia.
Baca juga: Zelensky: Perang di Sievierodonetsk Tentukan Nasib Donbas Ukraina Timur
Rusia menyalahkan sanksi Barat telah mengganggu ekspor bahan pangan dan memicu kenaikan harga pangan global.
Kesepakatan Laut Hitam
Kim mengatakan upaya Turki untuk meredakan krisis pangan global dengan menegosiasikan jalur ekspor yang aman untuk pengiriman biji-bijian Ukraina di pelabuhan Laut Hitam, telah mendapat beberapa penolakan.
Ukraina menyebut Rusia memberlakukan kondisi yang tidak masuk akal, karena Moskow mengatakan ekspor pangan Ukraina akan dilakukan secara gratis jika sanksi pihak Barat dicabut.
“Rencana Turki adalah ide yang bagus, tetapi itu semua tergantung pada biaya apa yang harus dibayar Ukraina untuk membuka Laut Hitam,” kata Kim.
Baca juga: Laju Inflasi Rusia Melambat Jadi 17,1 Persen di Mei
Menteri Luar Negeri Ukraina, Sergei Lavrov mengatakan pada Rabu (8/6/2022) kemarin, tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah terkait ekspor biji-bijian dari pelabuhan di Laut Hitam berada di tangan Ukraina. Lavrov menuduh Barat melebih-lebihkan pentingnya ekspor Ukraina secara global.
Ukraina sebagai pengekspor biji-bijian terbesar keempat di dunia, mengoperasikan lusinan terminal ekspor di sepanjang Laut Hitam. Blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina, telah mencegah Ukraina untuk melakukan ekspor melalui jalur laut.
Konglomerat Ukraina, Group DF Limited mengidentifikasi pelabuhan Nika-Tera telah menjadi target serangan Rusia di Mykolaiv pada hari Minggu lalu. Perusahaan ini menambahkan, serangan tersebut membuat pelabuhan Nika-Tera tidak dapat digunakan sama sekali.
Juru bicara Vitaliy Kim mengatakan serangan Rusia telah menghancurkan sebuah gudang tempat penyimpanan tepung bunga matahari.