9 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka dalam Tiga Penembakan Massal di AS
Sembilan orang tewas dan 28 orang terluka dalam penembakan massal di tiga kota Amerika Serikat (AS ).
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Tiara Shelavie
Seperti diketahui, kekerasan melanda AS saat masyarakat masih berduka atas penembakan yang menewaskan 10 orang di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York; 21 korban di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas; dan empat orang di gedung medis di Tulsa, Oklahoma.
Insiden penembakan di Philadelphia membuat para pejabat terperanjat.
Walikota Philadelphia Jim Kenney menyebutnya mengerikan, tercela dan tidak masuk akal.
Sementara Komisaris Polisi Danielle Outlaw mengatakan pihaknya benar-benar merasa hancur.
Setidaknya ada 240 penembakan massal di AS sepanjang tahun ini, menurut Arsip Kekerasan Senjata, sebuah kelompok riset nirlaba.
Presiden AS Joe Biden telah meminta Kongres untuk melarang senjata serbu, memperluas pemeriksaan latar belakang dan menerapkan langkah-langkah pengendalian senjata lainnya untuk mengatasi serangkaian penembakan massal.
Pada hari Minggu, ia memperbarui seruannya untuk pembatasan senapan semi-otomatis.
"Jika kita tidak bisa melarang senjata serbu sebagaimana mestinya, kita setidaknya harus menaikkan usia untuk membeli senjata serbu menjadi 21 tahun," cuitnya.
Jajak pendapat CBS News/YouGov yang diterbitkan hari Minggu menunjukkan 62 persen orang Amerika mendukung larangan nasional terhadap senapan semi-otomatis.
Dukungan bahkan lebih tinggi untuk pemeriksaan latar belakang pada semua pembeli senjata (81 persen) dan undang-undang "bendera merah" (72 persen).
Chris Murphy, senator utama Demokrat AS yang bekerja pada pembicaraan keamanan senjata bipartisan, mengatakan dia berpikir sebuah paket termasuk investasi dalam kesehatan mental dan keselamatan sekolah dan beberapa perubahan pada undang-undang senjata dapat disetujui Kongres, Minggu.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)