Pasukan Israel Bunuh Jurnalis Palestina yang Sedang dalam Perjalanan ke Studio
Pasukan Israel membunuh seorang jurnalis bernama Ghafran Warasna karena wanita itu mendekati mereka sambil membawa pisau.
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel membunuh seorang wanita Palestina di Tepi Barat, Rabu (1/6/2022).
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi wanita itu adalah seorang jurnalis bernama Ghafran Warasna.
Warasna tewas setelah ditembak di bagian dada.
Sindikat Jurnalis Palestina mengatakan Warasna telah bekerja di dalam dan di luar sebagai jurnalis selama lebih dari satu dekade.
Dream Radio, sebuah stasiun lokal di Hebron, mengatakan Warasna sedang dalam perjalanan ke studio mereka untuk siaran ketika dia terbunuh.
Baca juga: Berita Foto : Pawai Bendera Israel Picu Ketegangan di Yerusalem
Baca juga: Remaja Palestina Ditembak Mati, Puluhan Lainnya Terluka oleh Pasukan Israel
Sementara itu, pasukan Israel mengatakan mereka membunuh Warasna karena wanita itu mendekati mereka sambil membawa pisau.
Militer merilis foto yang dikatakan sebagai pisau yang dibawanya.
Dikatakan tentara berpatroli di jalan raya dekat kamp pengungsi Al-Aroub di Tepi Barat selatan.
Tidak ada tentara yang terluka dalam insiden tersebut.
Klub Tahanan Palestina mengatakan wanita berusia 31 tahun itu telah dibebaskan dari penjara Israel pada April setelah menjalani hukuman tiga bulan.
Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan Warasna dipenjara dari Januari hingga Maret setelah mencoba menikam seorang petugas polisi Israel di kota Hebron, Tepi Barat.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan dia berusaha untuk menikam tentara di jarak dekat.
Tidak ada foto atau video yang membuktikan pernyataan tersebut.
Lebih lanjut, dalam insiden terpisah, setidaknya satu warga Palestina tewas di dekat Kota Jenin di Tepi Barat utara, menurut Kementerian Kesehatan, yang tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pasukan Israel beroperasi di desa terdekat Yaabed untuk menghancurkan rumah keluarga warga Palestina yang secara metodis menembak mati lima orang di Bnei Brak pada bulan Maret.

Operasi semacam itu sering memicu baku tembak antara militan Palestina dan pasukan Israel.
Adapun Jenin telah menjadi pusat gelombang kekerasan baru-baru ini.
Israel telah melakukan serangan penangkapan hampir setiap hari di Tepi Barat di tengah serangkaian serangan oleh warga Palestina yang telah menewaskan sedikitnya 19 orang.
Ketegangan meningkat setelah pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh yang bekerja untuk Al Jazeera.
Abu Akleh tewas dalam serangan militer Israel di Tepi Barat.
Orang-orang Palestina mengatakan pasukan Israel membunuhnya, sementara Israel mengatakan dia terjebak dalam baku tembak pertempuran dan tidak jelas apakah tentara atau pria bersenjata Palestina yang menembakkan peluru mematikan itu.
Beberapa minggu terakhir The Associated Press mencatat setidaknya 35 warga Palestina dibunuh oleh Israel.
Beberapa adalah pria bersenjata yang tewas dalam pertempuran dengan Israel, sementara yang lain ditembak saat diduga melemparkan batu atau bom api ke pasukan Israel di Tepi Barat.
Tetapi seorang wanita tak bersenjata dan setidaknya dua orang yang tampaknya menjadi penonton juga termasuk di antara mereka yang tewas.
Orang-orang Palestina telah melakukan puluhan serangan penusukan dalam beberapa tahun terakhir, seringkali terhadap tentara Israel.
Baca juga: Pendiri Tentara Merah Jepang Shigenobu Dibebaskan dari Penjara, Disambut Gerakan Pemuda Palestina
Baca juga: Otoritas Palestina: Israel Sengaja Bunuh Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Namun Israel juga menghadapi kritik dari kelompok hak asasi yang mengatakan pasukan keamanan terkadang menggunakan kekuatan mematikan daripada menangkap tersangka penyerang atau menghentikan mereka dengan kekuatan yang tidak mematikan.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967 dan Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.
Hampir 3 juta orang Palestina hidup di bawah kekuasaan militer Israel di wilayah tersebut, bersama dengan populasi yang tumbuh hampir 500.000 pemukim Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Israel.
Pembicaraan damai terakhir gagal lebih dari satu dekade lalu.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)