Kamis, 2 Oktober 2025

Penembakan di Texas

Pengakuan Mantan Pacar Penembak SD di Texas, Sebut Takut akan Hidupnya saat Salvador Ramos Mengamuk

Berikut pengakuan dari mantan pacar pelaku penembakan SD di Texas, Salvador Ramos mengenai kepribadiannya.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
nypost.com/Instagram @salv8dor
Salvador Ramos pelaku penembakan massal di Texas. 

Di sisi lain, Crystal Foutz (17), mantan rekan kerja Salvador Ramos di Whataburger dan teman sekelasnya di SMA Uvalde juga memberikan kesaksiannya.

Foutz mengatakan kepada Express-News, Ramos sangat agresif secara online terhadap wanita.

Ia mengatakan, Ramos pernah membuat ancaman kekerasan terhadapnya melalui komentar Instagram setelah bertengkar dengan mantan pacarnya.

"Itu hanya melecehkan. Dan saya tidak pernah suka memprovokasi dia atau semacamnya. Dia agresif tanpa alasan. Saya baru saja memblokirnya," kata Foutz.

Menurut Foutz, aksi pelecehan Ramos terhadap wanita secara online tampaknya sudah menjadi pola.

Baca juga: Berita Foto : Duka dan Doa untuk Korban Penembakan di SD Texas

Baca juga: Fakta-fakta Penembakan di SD Texas yang Tewaskan 21 Orang, Pelaku Sempat Kirim Pesan Peringatan

Sebab, ia mengaku temannya yang lain juga pernah menjadi korbannya.

"Teman saya yang lain, ketika dia bekerja dengan (Ramos), ada insiden antara pacar dan pacar. (Ramos) mencoba melawan pacarnya," kata Foutz.

"Dan itu benar-benar tidak ada habisnya. Hanya karena dia agresif seperti itu. Dia sangat memaksa."

"Jika Anda akan meminta sesuatu atau jika dia mencoba mengganggu Anda atau dia mencoba memberi tahu Anda sesuatu dan Anda tidak memberinya reaksi, itu akan membuatnya marah. (Dia) sangat memaksa, sangat agresif," tambahnya.

Seorang Penyendiri dan Tak Punya Teman

Adapun, baik Baxter dan Foutz sama-sama menyebut Ramos seorang penyendiri dan tidak punya teman.

Hal ini juga membenarkan tentang pernyataan pacar ibunya, Manuel Alvarez kepada DailyMail.

"Orang-orang yang mencoba dan memberinya kesempatan untuk berteman, dia menakuti mereka," kata Foutz.

"Dia itu pengganggu, sungguh. Jika Anda tidak memberikan apa yang dia inginkan, dia adalah pengganggu bagi Anda," sambungnya.

"Dia tidak punya teman. Sejujurnya, tidak ada yang pernah berbicara dengannya. Hanya karena orang-orang benar-benar takut padanya," tambah Baxter.

Bunga ditempatkan pada peringatan darurat di depan Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, pada 25 Mei 2022. - Komunitas Latino Uvalde yang erat diliputi kesedihan pada hari Rabu setelah seorang remaja dengan pelindung tubuh berbaris ke sekolah dan dibunuh 19 anak-anak dan dua guru, dalam ketegangan terbaru kekerasan senjata mematikan di AS. (Photo by CHANDAN KHANNA / AFP)
Bunga ditempatkan pada peringatan darurat di depan Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, pada 25 Mei 2022. - Komunitas Latino Uvalde yang erat diliputi kesedihan pada hari Rabu setelah seorang remaja dengan pelindung tubuh berbaris ke sekolah dan dibunuh 19 anak-anak dan dua guru, dalam ketegangan terbaru kekerasan senjata mematikan di AS. (Photo by CHANDAN KHANNA / AFP) (AFP/CHANDAN KHANNA)

Baca juga: Tangis Para Orang Tua yang Anaknya Jadi Korban Penembakan Massal di Texas AS, 19 Murid SD Tewas

Baca juga: Salvador Ramos, Pelaku Penembakan Sekolah Texas: Dikenal Tidak Ramah, Sering Pamer Senjata di Medsos

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved