Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Penasihat Presiden Ukraina Memaki-maki Tokoh Barat, Henry Kissinger Diduga Jadi Sasaran

Kissinger yang muncul secara daring di Forum Davos, mendesak Ukraina berdamai dengan Rusia dan jadi negara netral.

AFP/STR
Sebuah gambar selebaran yang diambil dan dirilis pada 4 April 2022 oleh layanan pers kepresidenan Ukraina menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kedua kiri) mengunjungi kota Bucha, barat laut ibukota Ukraina, Kyiv. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv, di mana mayat-mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia menolak tuduhan pada hari yang sama dengan alasan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret sementara bukti pembunuhan disajikan empat hari kemudian. (Photo by UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP) 

Kissinger mendesak Ukraina untuk berdamai dengan cepat, memperingatkan jika konflik tidak diselesaikan dalam waktu dua bulan, Rusia dapat menjadi "sekutu permanen" Cina melawan AS.

Presiden Volodymyr Zelensky juga mengkritik Kissinger, memanggilnya dengan nama, sementara berbicara dalam istilah yang lebih sopan daripada Arestovich.

Ia mengatakan negarawan Amerika itu muncul dari masa lalu dan berbicara seolah-olah masih tahun 1938 dan bukan 2022.

“Dia pikir dia sedang berbicara dengan penonton di Munich pada waktu itu dan bukan di Davos,” kata Zelensky sinis.

Dia mengacu Perjanjian Munich, kesepakatan yang dibuat Inggris dan Prancis dengan kekuatan Poros Jerman dan Italia pada 1938.

Saat itu Nazi diberi kebebasan untuk menyerang Cekoslowakia. Membandingkan Rusia modern dengan Nazi Jerman adalah perangkat retorika favorit banyak pejabat Ukraina.

Ukraina telah bersikeras mereka tidak akan menyetujui proposal perdamaian yang tidak menghormati perbatasan pra-2014.

Moskow telah menjelaskan kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta status Krimea sebagai wilayah Rusia, tidak untuk didiskusikan.

Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan Perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved