Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Miliarder George Soros: Invasi Rusia Bisa Jadi Awal PD III, Peradaban Tak Mungkin Bertahan

Invasi Rusia ke Ukraina dinilai bisa menjadi titik mula pecahnya Perang Dunia III.

CNN/Gubernur Regional Luhansk Serhiy Hayday.
Personel darurat membersihkan puing-puing setelah sebuah bom menghancurkan sekolah di Desa Bilohorivka, Ukraina pada Sabtu 7 Mei 2022. Foto dari Gubernur Regional Luhansk Serhiy Hayday. 

Tetapi "persiapan serius" diperlukan sebelum para presiden dapat bertemu, menurut kantor berita milik negara Rusia, Tass.

"Para kepala negara harus bertemu untuk mencapai kesepakatan akhir dan menandatangani dokumen, tetapi tidak untuk mengambil foto," katanya seperti dikutip Tass.

Di sisi lain, diskusi pembicaraan damai justru menimbulkan keretakan di Uni Eropa.

Beberapa negara anggota berusaha untuk menggiring blok tersebut ke arah sikap yang lebih "berdamai" dengan Rusia.

Baca juga: Jadi Umpan Meriam, Medan Perang Ukraina Mimpi Buruk Petempur Asing

Baca juga: 200 Mayat Ditemukan di Bangunan Runtuh Mariupol Ukraina, Kondisinya Memprihatinkan

Italia, Hongaria dan Siprus mendesak Uni Eropa untuk menyerukan gencatan senjata dan negosiasi antara negara-negara yang bertikai.

Negara-negara tersebut menempatkan diri mereka bertentangan dengan negara-negara anggota lain yang bertekad untuk tetap berpegang pada pendekatan agresif dengan Moskow menjelang KTT Dewan Eropa minggu depan.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, juga berbicara di Davos pada hari Selasa (24/5/2022).

Ia mengatakan Ukraina harus memenangkan perang, tanpa menyebutkan pembicaraan damai.

Sementara itu, Rusia mengisyaratkan mungkin siap untuk mengakhiri blokade pelabuhan Ukraina yang telah memicu kekhawatiran krisis pangan global.

Wakil menteri luar negeri Rusia, Andrei Rudenko dikutip oleh Interfax mengatakan bahwa Moskow siap untuk menyediakan jalur kemanusiaan yang diperlukan untuk barang-barang yang meninggalkan Ukraina di Laut Hitam.

Meski begitu, pertempuran di Donbas berlanjut pada hari Rabu (25/5/2022).

Pasukan Rusia meningkatkan serangan mereka di dua kota utama di wilayah Luhansk.

Sievierodonetsk dan Lysychansk, kota kembar di sisi berlawanan dari Sungai Donets Siversky, mengalami serangan berat dan dikepung di tiga sisi.

Kejatuhan kota tersebut akan memberi Rusia kendali penuh atas Luhansk – tujuan perang utama Moskow.

Zelensky berkata: "Semua kekuatan yang tersisa dari tentara Rusia sekarang terkonsentrasi pada Donbas."

"Penjajah ingin menghancurkan semua yang ada di sana."

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Zelensky: Ukraina Tidak akan Serahkan Tanahnya sebagai Imbalan Berakhirnya Perang dengan Rusia

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved