Konflik Rusia Vs Ukraina
Google Pilih Ajukan Bangkrut di Rusia, Rekening Bank Disita Pihak Berwenang
Imbas invasi Ukraina, Google di Rusia memilih ajukan bangkrut usai rekening bank-nya disita pihak berwenang.
Layanan Gratis Tetap Tersedia

Google, yang telah menghentikan penjualan iklan dan sebagian besar operasi komersialnya di Rusia, mengatakan layanan gratisnya, termasuk Gmail, Maps, Android, dan Play akan tetap tersedia untuk pengguna Rusia.
Pada Selasa (17/5/2022), Rusia mengatakan pihaknya tidak berencana memblokir YouTube Google, meskipun ada ancaman dan denda berulang.
Rusia mengakui langkah sedemikian rupa akan membuat pengguna Rusia menderita, sehingga harus dihindari.
Kepala Eksekutif Rostelecom (RTKM.MM), Mikhail Oseevskiy, mengatakan pada hari Rabu, Google beroperasi seperti biasa di negara itu, termasuk semua servernya, seperti dilaporkan kantor berita TASS yang dikutip Reuters.
Pada Desember, Rusia mendenda Google biaya 7,2 miliar rubel (sekitar Rp1,7 triliun) untuk apa yang dikatakan Moskow sebagai kegagalan berulang untuk menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Rusia, hukuman berbasis pendapatan pertama dari kasus semacam itu di Rusia.
Berdasarkan data pengadilan, denda itu bertambah sebanyak 506 juta rubel (sekitar Rp119,7 miliar) karena biaya penegakan.
Pendapatan tahun 2021 anak perusahaan Google Rusia di Rusia adalah 134,3 miliar rubel (sekitar Rp31,7 triliun), menurut database perusahaan Rusia Spark milik kantor berita Interfax.
Alphabet mengatakan bulan lalu, Rusia menyumbang 1 persen dari pendapatannya tahun lalu, atau sekitar $2,6 miliar (sekitar Rp38 triliun).
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-87, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: NATO Tambah Anggota, Rusia akan Bangun 12 Pangkalan Militer Baru
Pengadilan Rusia Disebut Sita Rp176 Miliar dari Google

Sebelumnya, sebuah saluran televisi milik seorang pengusaha Rusia yang terkena sanksi, mengatakan pada April lalu bahwa petugas keadilan telah menyita 1 miliar rubel ($ 12 juta atau sekitar RpRp176 miliar) dari Google Alphabet Inc (GOOGL.O) atas kegagalan raksasa teknologi AS itu untuk memulihkan akses ke akun YouTube-nya.
Mengutip Reuters, kasus ini merupakan bagian dari kampanye tekanan Moskow yang lebih luas terhadap Big Tech yang telah meningkat menjadi pertempuran untuk mengendalikan arus informasi sejak Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
Rusia telah membatasi akses ke platform andalan Twitter (TWTR.N) dan Meta Platforms Inc (FB.O), Facebook, dan Instagram.
YouTube, yang menghadapi tuntutan dan ancaman reguler dari regulator komunikasi negara Roskomnadzor, akan segera menemui nasib yang sama.
Tsargrad TV, saluran Kristen Ortodoks yang dimiliki oleh pengusaha Konstantin Malofeev, bulan lalu mengatakan Google telah kehilangan banding pengadilan terhadap keputusan 2021 bahwa perusahaan membayar denda 100.000 rubel (sekitar Rp23,6 juta) setiap hari karena memblokir akun YouTube saluran tersebut.