Minggu, 5 Oktober 2025

Israel Tuduh Palestina di Balik Penembakan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh

Menurut Ali para jurnalis itu melewati pasukan Israel sehingga tentara dapat melihat dan mengetahui bahwa mereka ada di sana.

Editor: Hasanudin Aco
Sumber: Al Jazeera Media Network via AP
Shireen Abu Akleh, jurnalis Palestina Al Jazeera tampak berdiri dengan latar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Shireen Abu Akleh tewas tertembak militer Israel saat meliput serangan militer Israel di Jenin, Tepi Barat, Rabu (11/5/2022) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, PALESTINA - Jurnalis perempuan dari media Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51), meninggal dunia setelah tertembak peluru ketika meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat pada Rabu  (11/5/2022).

Mengutip The Associated Press, dua orang jurnalis terluka dalam insiden.

Para jurnalis menyalahkan Israel.

Sementara Israel mengatakan ada bukti bahwa keduanya terkena tembakan Palestina.

Jurnalis sekaligus produser Al Jazeera yang saat itu meliput bersama Shireen yakni Ali Samoudi kini dirawat di rumah sakit setelah ditembak di bagian punggung.

Ali mengatakan tujuh wartawan yang meliput penggerebekan Israel di Jenin pada Rabu pagi itu semuanya mengenakan rompi pelindung bertanda press (wartawan).

Baca juga: Israel Buru Pelaku Penusukan Massal asal Palestina

Menurut Ali para jurnalis itu melewati pasukan Israel sehingga tentara dapat melihat dan mengetahui bahwa mereka ada di sana.

Dikatakan bahwa tembakan pertama meleset dari mereka tetapi kemudian tembakan kedua mengenainya.

Selanjutnya, tembakan ketiga mengenai Shireen dan menyebabkan jurnalis Palestina itu meregang nyawa.

Di sisi lain, militer Israel  mengaku sedang menyelidiki peristiwa itu dan mencari kemungkinan bahwa para wartawan ditembak oleh kelompok bersenjata Palestina.

Militer Israel mengaku pasukannya membalas serangan tembakan senjata berat dan bahan peledak saat beroperasi di Jenin.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dari  informasi yang telah mereka kumpulkan  ada kemungkinan besar bahwa orang-orang Palestina bersenjata yang menyerang para wartawan itu.

Tudingan tersebut dibantah oleh Ali yang mengatakan bahwa tidak ada milisi atau warga sipil di daerah itu, melainkan hanya wartawan dan tentara Israel.

Oleh karena itu, Ali menilai pernyataan militer Israel tersebut merupakan kebohongan.

Senada, Shaza Hanaysheh, jurnalis yang termasuk di antara tujuh orang tersebut mengatakan tidak ada bentrokan atau penembakan antara militer Israel dengan kelompok bersenjata Palestina di daerah itu.

Shaza mengaku saat mendengar suara tembakan, dia dan Shireen berlari menuju pohon untuk berlindung.

"Saya sampai di pohon sebelum Shireen. Dia jatuh ke tanah. Para prajurit tidak berhenti menembak bahkan setelah dia jatuh. Setiap kali saya mengulurkan tangan ke arah Shireen, para prajurit menembaki kami," kata Shaza.

Komandan militer Israel, Brigadir Jendral Ran Kochav mengatakan bahwa dua wartawan yang tertembak itu berdiri di dekat kelompok bersenjata Palestina.

Dia menilai kelompok itu sebagai orang-orang tidak profesional dan teroris, serta menuding mereka memukul para wartawan.

Pejabat Israel menunjuk sebuah rekaman video yang menampilkan kelompok bersenjata Palestina terlihat berlarian di jalan-jalan sempit dan salah satu dari mereka berteriak bahwa seorang tentara telah terluka.

Pejabat Israel juga mengatakan, tidak ada tentara Israel yang terluka dalam insiden itu, sehingga menilai bahwa kelompok bersenjata Palestina malah menembak jurnalis.

Israel juga mengatakan pihaknya telah mengusulkan penyelidikan bersama dan otopsi dengan Otoritas Palestina, tetapi tawaran itu ditolak.

Sementara itu, Al Jazeera sempat menghentikan siarannya untuk mengumumkan kematian Shireen.

Dalam sebuah pernyataan, Al Jazeera meminta masyarakat internasional untuk mengecam dan meminta pertanggungjawaban pasukan pendudukan Israel yang sengaja menargetkan dan membunuh jurnalis sekaligus rekan mereka.

"Kami berjanji untuk mengadili para pelaku secara hukum, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha menutupi kejahatan mereka, dan membawa mereka ke pengadilan," kata media yang berbasis di Qatar itu.

Sumber: The Associated Press/Kompas.TV

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved