Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Intelijen AS Diminta Diam dan Berhenti Menyombongkan Diri atas Perannya Bantu Ukraina

Para intelijen AS diminta diam dan berhenti menyombongkan diri atas perannya dalam membantu Ukraina.

Penulis: Inza Maliana
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang tentara Rusia berpatroli di jalan Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang di Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

"Ini mengambil untung dari orang-orang yang benar-benar ada di lapangan, yang mengambil keuntungan dari intelijen, yang mengumpulkan intelijen mereka sendiri, yang berjuang siang dan malam," tambahnya.

Namun, Sipher tidak berpikir bahwa itu secara signifikan meningkatkan risiko eskalasi antara Rusia dan NATO.

"Putin mengerti bagaimana permainan itu dimainkan. Dia mendapat intelijen untuk mencoba membunuh orang Amerika jika situasinya terbalik, seperti yang dia lakukan di Afghanistan dan tempat-tempat lain. Rusia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyerang kami dengan perang siber dan disinformasi," kata Sipher.

"Jadi saya tidak berpikir mereka kesal karena Amerika berbagi intelijen adalah pengubah permainan," terangnya.

Peran Intel AS dalam Membantu Ukraina

Ukraina berhasil menargetkan kapal perang berharga milik Rusia pada April lalu dengan rudal jelajah anti-kapal mereka.

Rupanya, keberhasilan itu mendapat bantuan dari Amerika Serikat (AS).

Awalnya, pasukan Ukraina melihat kapal perang Rusia di Laut Hitam.

Kemudian, mereka menghubungi pihak Amerika untuk mengonfirmasi kebenarannya.

AS pun menjawab bahwa benar itu kapal milik Rusia dan memberikan informasi dari intelijen mereka tentang lokasinya.

Hal ini disampaikan oleh seorang sumber kepada CNN, Kamis (5/5/2022).

Namun, tidak diketahui apakah AS tahu Ukraina hendak menyerang kapal itu dan ada keterlibatan AS dalam aksi penyerangan.

Alhasil, kapal perang Rusia itu tenggelam setelah dihantam dua rudal jelajah Ukraina pada 14 April yang disebut memberikan pukulan berat bagi militer Rusia.

Cerita ini pertama kali disampaikan oleh NBC News, yang menandakan sikap pemerintahan Joe Biden yang semakin condong ke depan dalam membantu Ukraina melalui intelijennya.

Disebut-sebut, hal ini merupakan perubahan kebijakan yang lebih luas untuk membantu Ukraina mengalahkan Rusia dan melemahkan militernya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved