Konflik Rusia Vs Ukraina
Buntut Rusia Blokade Pelabuhan Laut Hitam, Zelensky Peringatkan Dunia akan Adanya Krisis Pangan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi peringatan akan adanya krisis pangan di seluruh dunia.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi peringatan akan adanya krisis pangan di seluruh dunia.
Krisis pangan disebutnya merupakan buntut dari Rusia telah memblokade pelabuhannya di Laut Hitam.
Adanya hal tersebut membuat Ukraina kehilangan puluhan juta ton biji-bijian yang disalurkan secara global.
Akibatnya, lanjut Zelensky, dapat memicu krisis pangan yang mempengaruhi negara-negara di seluruh dunia.
"Rusia ingin sepenuhnya memblokir ekonomi negara kita," kata Zelensky.
Dikutip Tribunnews.com dari BBC, Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian dan produk makanan lainnya terbesar di dunia.
Baca juga: Menlu Rusia Sebut Adolf Hitler Berdarah Yahudi, Israel dan Ukraina Tersinggung
Zelensky Beri Pesan Menohok ke Militer Rusia: Lebih Baik Bertahan di Rusia daripada Mati di Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memberikan peringatan keras untuk pasukan Rusia.
Saat ini, dilaporkan Rusia tengah mencoba meningkatkan tekanan pada pasukan Ukraina di wilayah Donbas timur.
Dalam pidatonya, Zelensky mengatakan Rusia mengumpulkan pasukan tambahan untuk serangan baru di wilayah tersebut.
Perekrutan pasukan baru tersebut, dilaporkan, dilakukan oleh pihak Putin untuk terus melancarkan serangan dan invansinya ke Ukraina.
Menanggapi hal tersebut, Zelensky memiliki pesan menantang.
Baca juga: Presiden Putin Dikabarkan Bakal Menjalani Operasi Kanker, Ini Sosok yang Ditunjuk Kendalikan Rusia
"Lebih baik bagi Anda (pasukan Rusia) untuk bertahan hidup di Rusia daripada binasa di tanah kami," katanya, dikutip Tribunnews.com dari BBC.
Menurut Zelensky, upaya Putin untuk menambah, melakukan perekrutan pasukan baru justru akan menambah kerugian baru bagi Rusia.
Klaimnya, para pasukan Rusia dilaporkan melemah terpantau pada Maret hingga April 2022.
Dan kini disebutkan, banyak orang-orang baru direkrut menjadi pasukan Rusia untuk berperang di Ukraina.
