Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jurnalis Kanada Eva Bartlett Sebut Berita Kuburan Massal di Mariupol Itu Bohong

Eva Bartlett berada di Mariupol, dan telah mengunjungi lokasi yang menurut foto satelit yang disebar Ukraina diklaim kuburan massal.

Via Kompas.TV
Satelit mendapatkan gambar adanya kuburan massal di Mariupol, yang diduga karena kekejaman tentara Rusia, Kamis (21/4/2022). (Sumber: Satellite image ©2022 Maxar Technologies via AP) 

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Eva Karena Bartlett, jurnalis independen asal Kanada, menyebut klaim pembunuhan massal di Mariupol oleh elite Ukraina adalah bohong.

Eva Bartlett berada di Mariupol, dan telah mengunjungi lokasi yang menurut foto satelit yang disebar Ukraina diklaim sebagai lokasi kuburan massal warga Ukraina.

Klaim Ukraina yang antara lain disampaikan Presiden Volodimir Zelensky, dikutip semua media arus utama barat, dan tersebar viral secara global.

Laporan lapangan Eva Bartlett bisa dilihat di kanal Telegram jurnalis tersebut, dan juga di situs thewallwillfall.org, Senin (25/4/2022).

Baca juga: Lanjutkan Upaya Kuasai Mariupol, Pasukan Rusia Bombardir Pabrik Azovstal

Baca juga: Putin Klaim Kemenangan atas Mariupol, Zelensky: Kemajuan Moskow Hanya Bersifat Sementara

Baca juga: Tentara Ukraina Terkepung di Pabrik Baja Mariupol, Presiden Zelensky Balik Mengancam Putin

Eva yang malang melintang melaporkan dari medan konflik Suriah, secara tegas mengatakan laporan media barat itu bohong.

“Laporan media barat menyebutkan pasukan Rusia diam-diam menguburkan 9.000 orang di kuburan massal di sebalah barat kota. Itu tak pernah terjadi, tidak ada kuburan massal di sini,” kata Eva Bartlett.

Tidak Ada Indikasi Kuburan Massal di Manhush

Lewat rekaman video liputannya, Eva menunjukkan pekuburan umum yang memang terdapat banyak makam-makam baru.

Namun tidak ada indikasi kuburan massal yang pemakamannya dilakukan secara diam-diam atau rahasia.

Area yang disebut itu terbuka, dan ada petugas yang bersaksi pemakaman dilakukan secara umum saja.

“Aslinya ya pekuburan kecil, tidak ada lubang atau kuburan massal, seperti klaim Kiev dan media barat,” tambah Bartlett.

Eva mengunjungi lokasi itu pada 23 April 2022, didampingi Roman Kosarev, jurnalis Russia Today yang berpengalaman di Mariupol.

Mereka pergi ke Mangush atau Manhush, temat yang disbeut sebagai lokasi kuburan massal. Ia berbicara ke petugas makam.

Petugas makam itu menepis kabar pemakaman rahasia yang dilakukan massal. Petugas memakamkan satu peti di tiap lubang yang digali.

Selain warga sipil, ada juga tentara Ukraina dimakamkan di lokasi itu. Setiap lubang kubur diberi tanda  dan nama.

Klaim Dewan Kota Mariupol  

Dewan Kota Mariupol mengklaim sebanyak 9.000 warga sipil dimakamkan di kuburan massal di Desa Manhush di luar Mariupol, Ukraina, Kamis (21/4/2022).

Dilansir Associated Press pada Jumat (22/4/222), dalam sebuah posting di Telegram, dewan kota mengutip klaim Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko yang menyebut situs itu adalah 'Babi Yar baru'.

“Kemudian Hitler membunuh orang Yahudi, Roma dan Slavik. Dan sekarang Putin menghancurkan Ukraina. Dia telah membunuh puluhan ribu warga sipil di Mariupol,” seperti dikutip dari pernyataan Boychenko.

Babi Yar adalah tempat pembantaian yang dilakukan pasukan Nazi Jerman selama kampanyenya melawan Uni Soviet dalam Perang Dunia II.

Pembantaian pertama terjadi pada 29–30 September 1941, menewaskan sekitar 33.771 orang Yahudi.

Pembantaian tersebut adalah pembunuhan massal terbesar di bawah naungan rezim Nazi dan kolaborator Ukraina selama kampanye melawan Uni Soviet, dan disebut sebagai pembantaian tunggal terbesar dalam sejarah Holocaust hingga saat itu.

Itu hanya dilampaui secara keseluruhan oleh pembantaian Odessa tahun 1941 terhadap lebih dari 50.000 orang Yahudi pada Oktober 1941 yang dilakukan pasukan Jerman dan Rumania.

Pembunuhan massal selanjutnya dilakukan Aktion Erntefest pada November 1943 di Polandia yang diduduki Jerman, memakan 42.000–43.000 korban jiwa.

Diperkirakan antara 100.000 dan 150.000 orang dibunuh di Babi Yar selama pendudukan Jerman pada Perang Dunia II.

“Ini membutuhkan reaksi keras dari seluruh dunia. Kita perlu menghentikan genosida dengan cara apa pun yang memungkinkan.” tambah Boychenko.

Dalam pernyataan terpisah Kamis pagi kemarin, Boychenko menuduh Rusia menggali parit besar di dekat Manhush, 20 kilometer barat Mariupol, dan menyembunyikan kejahatan perang mereka dengan membuang mayat di sana.

Pada malam harinya, media Ukraina menerbitkan foto satelit Manhush, menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai kuburan massal serupa dengan yang ditemukan di pinggiran kota Bucha, Kiev.

Keakuratan klaim dan gambar ini tidak dapat segera diverifikasi.

Sementara itu di hari yang sama kemarin, tidak ada penduduk yang dapat dievakuasi dari Kota Mariupol yang dikepung.

“Tidak ada kabar gembira dari Mariupol. Semuanya berjalan sulit," tulisnya.

“Di pihak Rusia, semuanya sangat sulit, kacau, lambat, dan tentu saja, tidak jujur.”

“Kami mohon maaf kepada warga Mariupol yang tidak sempat dievakuasi hari ini. Penembakan dimulai di titik evakuasi, itulah sebabnya koridor kemanusiaan harus ditutup.”

Di pos yang sama, Vereshchuk mengakui pada hari Rabu (20/4/2022), konvoi empat bus diizinkan untuk mengangkut 79 warga sipil dari Mariupol ke wilayah yang dikuasai Kiev di wilayah Zaporizhzhhia tenggara Ukraina, sebuah perkembangan yang katanya memberikan harapan.

Pasukan Rusia Telah Kuasai Mariupol

Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, menyerukan kemenangan Rusia di Mariupol, dengan telah menguasai pabrik baja Azovstal.

Hal itu diungkapkan Kadyrov di saluran Telegram miliknya, Kamis (21/4/2022).

Pasukan Chechnya memang menjadi salah satu bagian dari tentara Rusia yang mengepung Mariupol.

“Mariupol adalah milik kami! Kota ini telah dikuasai sepenuhnya,” ujar Kadyrov di akunnya seperti dikutip dari TASS.

“Gedung strategis yang penting di pabrik Azovstal telah diambil alih, dan semua wilayah yang berdekatan telah dibersihkan,” tambahnya.

Kadyrov juga mengungkapkan sedikit pasukan Ukraina yang tersisa sudah diblokir di bawah lapisan beton dan baja tebal di dalam pabrik.

Menurut Kadyrov, begitu pertahanan kota dilewati hasil akhirnya tak dapat dihindari.

Bahkan ia mengatakan kemenangan didapat meski ada kesulitan yang dihadapi tentara Rusia karena pasukan perlawanan yang dituduhnya menggunakan warga sipil sebagai sandera.(Tribunnews.com/AP/TASS/thewallwillfall.org/RT/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved