Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kelompok Neo Nazi Ukraina Batalyon Azov di Mariupol Tolak Menyerah ke Rusia

Militer Rusia mengakui upaya baru mengatur koridor kemanusiaan bagi mereka yang ingin keluar dari pabrik Azovstal telah gagal.

AFP/ALEXANDER NEMENOV
Bendera nasional Rusia berkibar di gedung-gedung yang hancur di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis itu, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus yang menantang untuk perang di tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Kelompok bersenjata ultra nasionalis Batalyon Azov menolak menyerah ke pasukan Rusia dan Republik Rakyat Donetsk.

Namun mereka siap meninggalkan kubu pertahanannya di komplek industri Azovstal Mariupol atas dukungan pihak ketiga yang tak disebut namanya.

Pernyataan disampaikan Svyatoslav Palamar, Wakil Komandan Resimen Neo-Nazi Azov di Mariupol, Rabu (20/4/2022) malam waktu setempat.

Lewat rekaman video yang dirilis, Palamar menyatakan kelompoknya siap meninggalkan pabrik atas dukungan dan perlindungan "pihak ketiga" yang tidak ditentukan.

Dikutip dari Russia Today, para petempur ultra nasionalis itu ingin menyimpan senjata pribadi mereka, serta mengevakuasi rekan-rekan mereka yang terluka.

Baca juga: Media Barat Kompak Tutupi Sepak Terjang Batalyon Azov Neo-Nazi Ukraina

Baca juga: Rusia Temukan Jejak Kekejaman Batalyon Neo-Nazi Azov di Bandara Mariupol

Baca juga: Batalyon Azov Ukraina Olesi Peluru dengan Lemak Babi, Diduga untuk Melawan Pasukan Muslim Chechnya

Palamar menolak menyerah kepada pasukan Rusia atau pasukan Republik Rakyat Donetsk (DPR), yang mengepung fasilitas industri yang luas itu.

Sebelumnya pada hari itu, pidato serupa dirilis Sergey Volyna, Komandan Brigade Marinir ke-36 Ukraina, yang juga bersembunyi di pabrik tersebut.

Ada sekitar 500 petempur yang terluka di fasilitas itu, serta "ratusan" warga sipil lainnya.

“Ini adalah seruan kami kepada dunia, ini mungkin merupakan seruan terakhir kami. Kita mungkin hanya punya waktu beberapa hari atau jam lagi,” katanya.

“Kami meminta untuk menerapkan prosedur ekstradisi kepada kami dan membawa kami ke wilayah negara ketiga,” pintanya.

Militer Rusia mengakui upaya baru mengatur koridor kemanusiaan bagi mereka yang ingin keluar dari pabrik Azovstal telah gagal.

“Kami harus menyatakan operasi kemanusiaan gagal, tidak ada yang menggunakan koridor,” kata militer Rusia dalam sebuah pernyataan tertulis.

Menurut Rusia, pemimpin kelompok nasionalis tidak menggunakan kesempatan lain untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dan nyawa bawahan mereka.

Pasukan Rusiamengecam permintaan pasukan Ukraina yang dikepung, yang ditujukan kepada negara-negara asing.

“Alamat Anda salah arah. Rusia telah melakukan segalanya untuk menyelamatkan hidup Anda. Anda seharusnya memohon secara langsung kepada pemimpin Ukraina, yang telah lama meninggalkan Anda,” lanjut pernyataan itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved