Konflik Rusia Vs Ukraina
Situasi Mariupol Tak Manusiawi, Zelensky Tolak Berdamai jika Rusia Bunuh Warga yang Tersisa
Situasi Mariupol disebut tidak manusiawi oleh Zelensky. Presiden Ukraina itu juga bakal menolak damai dengan Rusia jika warga yang tersisa dibunuh.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Situasi mencekam terjadi di Kota Pelabuhan Mariupol, Ukraina pada hari ke-53 invasi Rusia, Minggu (17/3/2022).
Rusia mengatakan kepada tentara Ukraina yang berada di Mariupol untuk menyerah.
Namun, tuntutan Rusia agar Ukraina menyerah di Mariupol tidak langsung ditanggapi oleh Presiden Volodymyr Zelensky.
Zelensky justru mengancam perundingan damai akan dibatalkan jika Rusia membunuh para warga Mariupol yang tersisa.
"Situasi di Mariupol tetap separah mungkin. Tidak manusiawi. Rusia dengan sengaja berusaha menghancurkan semua orang yang ada di sana," kata Zelensky, dikutip dari The Guardian.

Baca juga: Gelontorkan Miliran Dolar AS, Crazy Rich Ukraina Janji Bangun Mariupol yang Hancur Diserang Rusia
Baca juga: 1.000 Marinir Ukraina Menyerah ke Tentara Rusia Setelah Dikepung di Kota Mariupol
"Penghapusan pasukan kami, orang-orang kami (di Mariupol) akan mengakhiri negosiasi apa pun," tambahnya.
Selain itu, Zelensky juga mengancam akan meminta bantuan Barat untuk segera menyediakan senjata berat.
Adapun, kota Mariupol yang hancur telah menjadi simbol perlawanan sengit Ukraina yang tak terduga sejak pasukan Rusia menginvasi bekas negara Soviet itu pada 24 Februari 2022.
Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov mengatakan, Mariupol berada di ambang bencana kemanusiaan.
Ia juga memperingatkan Ukraina akan mengumpulkan bukti dugaan kekejaman Rusia di sana.
"Kami akan menyerahkan semuanya ke Den Haag. Tidak akan ada impunitas," katanya.
Wartawan Reuters telah mencapai pabrik baja raksasa Illich, salah satu dari dua pabrik logam tempat para pejuang bertahan di terowongan bawah tanah dan bunker.
Wartawan Reuters menemukan, pabrik itu telah menjadi reruntuhan baja bengkok dan beton yang dihancurkan, tanpa ada tanda-tanda kehidupan manusia.
Beberapa mayat warga sipil tergeletak berserakan di jalan-jalan terdekat pabrik itu.
Walikota Trostianets, sebuah kota di wilayah Sumy utara Ukraina, Yuriy Bova, telah mengklaim bahwa pihak berwenang telah menemukan sisa-sisa senjata kimia di desa Bilka, yang telah diduduki oleh Rusia.