Konflik Rusia Vs Ukraina
Marina Ovsyannikova, Jurnalis Rusia yang Lakukan Protes Anti-perang di TV Kini Direkrut Media Jerman
Jurnalis Rusia Marina Ovsyannikova dipekerjakan oleh perusahaan media Jerman, sebulan setelah ia melakukan protes anti-perang di TV.
TRIBUNNEWS.COM - Jurnalis Rusia Marina Ovsyannikova dipekerjakan oleh perusahaan media Jerman Die Welt, sebulan setelah ia menarik perhatian dunia dengan melakukan protes anti-perang saat siaran langsung di TV.
Dilansir The Washington Post, Ovsyannikova (43) dipekerjakan sebagai koresponden lepas untuk surat kabar dan saluran TV Die Welt, kata perusahaan penerbitan Axel Springer, Senin (11/4/2022).
"WELT mendukung apa yang dipertahankan oleh orang-orang berani Ukraina di lapangan saat ini: kebebasan,” kata Ovsyannikova dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan perekrutannya.
"Saya melihatnya sebagai tugas saya sebagai jurnalis untuk mempertahankan kebebasan itu."
14 Maret lalu, Ovsyannikova menerobos masuk ke set program unggulan TV pemerintah Rusia di Channel One sambil memegang tanda bertuliskan "NO WAR."
Berdiri di belakang pembawa berita, ia berteriak: "Hentikan perang. Tidak untuk berperang."
Baca juga: Reporter Rusia Oksana Baulina Terbunuh di Kyiv, Menjadi Jurnalis Keempat yang Tewas selama Invasi
Baca juga: Sedang Merekam Suasana Mencekam, Jurnalis Rusia Jadi Korban Serangan Roket di Kiev, Ukraina

Ovsyannikova juga memegang poster bertuliskan:
"Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini."
"Rusia menentang perang."
Dalam pesan yang direkam sebelumnya sebelum protes, Ovsyannikova mengatakan dia memiliki ibu seorang Rusia dan ayah dari Ukraina dan malu telah meliput "propaganda Kremlin" saat berada di Channel One.
"Saya malu bahwa saya telah membiarkan kebohongan dikatakan di layar TV."
"Saya malu bahwa saya membiarkan orang-orang Rusia menjadi zombie," kata Ovsyannikova dalam pesannya.
Pengadilan Rusia kemudian memutuskan dia bersalah karena mengorganisir protes ilegal dan mendendanya sekitar $360.
Ulf Poschardt, pemimpin redaksi Welt Group, memuji keberanian Ovsyannikova dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan perekrutannya.
"Pada saat yang genting, Marina Ovsyannikova memiliki keberanian untuk menghadapi pemirsa Rusia dengan pandangan realitas yang tidak dibumbui," kata Poschardt.
"Dengan melakukan itu, dia membela etika jurnalistik yang paling penting – terlepas dari ancaman represi negara."
Axel Springer tidak menunjukkan apakah Ovsyannikova akan tetap berada di Rusia atau melapor dari Jerman.
Sebelumnya, Ovsyannikova juga menerima tawaran suaka dari Prancis tapi ia menolaknya.
Baca juga: Jurnalis Rusia yang Bawa Poster Anti-perang di TV Mengundurkan Diri, Tapi Tolak Suaka dari Prancis
Baca juga: Jurnalis China Dapat Akses ke Garis Depan Peperangan di Ukraina, Wawancarai Tentara Rusia
Dilansir The Guardian, Ovsyannikova memilih untuk tinggal di Rusia.
"Saya tidak ingin meninggalkan negara kami," katanya.
"Saya seorang patriot, terlebih lagi anak saya."
"Kami tidak ingin pergi dengan cara apa pun, kami tidak ingin pergi ke mana pun."
Ia mengatakan kepada media Jerman Der Spiegel bahwa dirinya telah mempersiapkan konsekuensi atas tindakannya sendiri.
Tetapi mengindikasikan dia percaya banyak rekannya yang secara pribadi bersimpati dengannya.
"Kebanyakan orang yang bekerja untuk televisi pemerintah sangat memahami apa yang sedang terjadi."
"Mereka tahu betul bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah."
Ovsyannikova mengatakan kepada France 24 bahwa beberapa rekannya telah mengundurkan diri.
Tetapi banyak pula yang tidak dapat melakukannya meskipun mereka ingin.
"Saya senang orang-orang menyerahkan pemberitahuan mereka tetapi situasi ekonomi sangat sulit dan orang-orang merasa sangat sulit untuk menghentikan pekerjaan mereka."
Aktivis kebebasan pers di luar Rusia menuduh televisi Rusia melukiskan gambaran perang yang sangat terdistorsi.
Hal itu dilakukan demi mempertahankan dukungan rakyat atas apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus".
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik Rusia Vs Ukraina