Konflik Rusia Vs Ukraina
Bertemu Langsung dengan Putin, Pemimpin Austria Mengaku Telah Bicara 'Tegas' Soal Ukraina
Kanselir Austria, Karl Nehammer menyinggung dugaan kekejaman pasukan Rusia di Ukraina selama pertemuan langsung dengan Presiden Vladimir Putin.
Saat konferensi pers di Moskow setelah pertemuan, Nehammer mengatakan bahwa "serangan (di Ukraina) sedang dipersiapkan dengan tekad."
Meskipun tidak mengharapkan Putin mengubah pandangannya, Nehammer mengatakan penting untuk menghadapinya "dengan fakta".
"Yang penting adalah pertemuan pribadi, menelepon adalah satu hal, tetapi Anda benar-benar harus saling menatap, Anda perlu berbicara tentang kekejaman perang," kata Nehammer.
"Tentu saja, ketika Anda berbicara dengannya (Putin) untuk pertama, kedua, ketiga kalinya, kita tidak dapat mengharapkan dia mengubah pandangannya. Saya tidak mengharapkan itu."
"Tetapi, penting untuk menghadapi Presiden Vladimir Putin. Setiap hari adalah hari yang terlalu lama dalam perang, setiap kematian adalah satu terlalu banyak," ujarnya.
Ia mencatat bahwa Presiden Rusia itu masih dapat dipercaya dalam negosiasi damai yang tengah berlangsung antara Moskow dan Kyiv di Turki.

Baca juga: Rusia Diduga Gunakan Senjata Kimia, Ukraina Desak Barat Jatuhkan Sanksi Berat
Baca juga: Finlandia dan Swedia Berencana Gabung NATO Bulan Juni Ini, Jadi Target Baru Putin?
Putin tidak menjawab saat Nehammer menyatakan bahwa Presiden Ukraina Zelensky siap untuk bertemu langsung, ungkap seorang pejabat Austria.
Hal ini memberi kesan bahwa pemimpin Rusia ini memilih untuk melanjutkan negosiasi di Istanbul.
Austria yang memperoleh 80 persen gas alamnya dari Rusia, umumnya mempertahankan hubungan yang lebih dekat dengan Moskow daripada sebagian besar Uni Eropa.
Namun, pemerintahannya telah menyatakan solidaritas kepada Ukraina, bahkan mengusir beberapa diplomat Kremlin dari negaranya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)