Konflik Rusia Vs Ukraina
Klaim 17.000 Tentara Rusia Tewas dan 600 Tank Hancur, Dubes Ukraina: Pukulan Besar bagi Moskow
Dubes Ukraina mengklaim 17.000 tentara Rusia tewas dan 600 tank hancur. Menurutnya, hakl itu menjadi pukulan besar bagi Moskow.
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (29/3/2022), bahwa "demiliterisasi Rusia sedang berlangsung".
Sejak awal invasinya ke Ukraina, Kyslytsya mengklaim Rusia telah kehilangan lebih dari 17.000 personel militer.
Dilansir AP News, lebih dari 1.700 kendaraan lapis baja dan 600 tank hancur.
Ia juga mengatakan, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin kehilangan 300 sistem artileri, 127 pesawat, dan 129 helikopter, hampir 100 sistem peluncur roket, 54 sistem pertahanan udara, dan tujuh kapal.

Baca juga: Wamenlu Rusia: Negara BRICS Akan Berada Pada Jantung Tatanan Dunia Baru
Baca juga: Dua Anak Terluka Parah dalam Penembakan Artileri Rusia di Lysychansk
Menurut Kyslytsya, ini merupakan pukulan besar "yang belum pernah terjadi kepada Moskow sebelumnya".
Ia menilai jumlah kerugian yang dialami Rusia kali ini melebihi perang Soviet di Afghanistan.
Sebelumnya, Rusia mengumumkan akan mengurangi operasi militernya secara signifikan di dekat Ibu Kota Kyiv dan kota di utara.
Ini karena Moskow dan Kyiv mulai mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Negosiasi diperkirakan akan berlanjut pada Rabu (30/3/2022).
Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung lebih dari satu bulan.
Perang ini mengakibatkan ribuan orang tewas dan hampir 4 juta warga Ukraina melarikan diri ke negara lain.
Berikut peristiwa penting terbaru dalam konflik Rusia-Ukraina:
Baca juga: Rangkuman Invasi Hari ke-35: Sirine di Seluruh Ukraina, Beberapa Tentara Rusia Kembali ke Belarus
Baca juga: NATO Perkirakan Hingga 15.000 Tentara Rusia Tewas dalam Invasi, Mengapa Angkanya Bisa Begitu Tinggi?

- Rusia akan mengurangi kegiatan militer di dekat Kyiv.
- Banyak orang di Timur Tengah melihat kemunafikan Barat atas sikapnya kepada Ukraina.
- Pentagon mungkin membutuhkan lebih banyak dana anggaran untuk membantu Ukraina.