Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Hasil Perundingan Damai di Turki: Buka Peluang Pertemuan Putin-Zelensky, Rusia akan Kurangi Serangan

Negosiator Rusia dan Ukraina memulai pembicaraan damai langsung pertama di Istanbul, Turki, Selasa (29/3/2022).

Business Insider/AFP Handout dan AFP/SERGEI SUPINSKY
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Negosiator Rusia dan Ukraina memulai pembicaraan damai langsung pertama di Istanbul, Turki, Selasa (29/3/2022). 

Namun, para ahli dan diplomat Barat menyatakan keraguan bahwa langkah itu lebih dari sekadar taktik untuk menutupi kemunduran di lapangan.

Wakil menteri pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan setelah pembicaraan di Istanbul, Moskow ingin meningkatkan rasa saling percaya.

Selain itu, menciptakan kondisi yang tepat untuk negosiasi di masa depan dan mencapai tujuan akhir penandatanganan kesepakatan damai dengan Ukraina.

Menurutnya, Kremlin akan secara radikal mengurangi aktivitas militer ke arah Kyiv dan Chernihiv.

Baca juga: FBI: Peretas Rusia Intai Sistem Energi AS, Timbulkan Ancaman bagi Keamanan Nasional

Baca juga: Pasukan Khusus Rusia Tangkap Nasionalis Ukraina yang Siksa Tentara Rusia

Sementara, Moskow menunjukkan langkahnya sebagai isyarat niat baik, ketika kemajuan Rusia tampaknya terhenti di beberapa front.

Pasukan Kremlin digagalkan oleh perlawanan keras Ukraina, kerugian besar, dan kegagalan logistik dan taktis.

Setelah gagal merebut ibu kota Ukraina dan memaksa menyerah lebih awal, Moskow mengatakan pihaknya mengalihkan fokusnya untuk memperluas wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di wilayah Donbas timur.

Tim penyelamat bekerja di luar sebuah bangunan menghancurkan sebuah bangunan perumahan lima lantai yang sebagian runtuh di Kyiv pada 18 Maret 2022, ketika tentara Rusia mencoba mengepung ibukota Ukraina.
Tim penyelamat bekerja di luar sebuah bangunan menghancurkan sebuah bangunan perumahan lima lantai yang sebagian runtuh di Kyiv pada 18 Maret 2022, ketika tentara Rusia mencoba mengepung ibukota Ukraina. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan dia belum melihat apa pun yang menunjukkan bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan "cara yang konstruktif".

Ia menyarankan indikasi mundurnya Rusia dapat menjadi upaya Moskow untuk "menipu orang dan mengalihkan perhatian".

Lalu, seorang juru bicara Boris Johnson, mengatakan Inggris telah melihat tanda-tanda "beberapa pengurangan" dalam pemboman Rusia di sekitar Kyiv.

"Kami akan menilai Putin dan rezimnya dengan tindakannya, bukan dengan kata-katanya."

"Saya tidak ingin melihat apa pun selain penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah Ukraina," kata dia.

Baca juga: Rusia Lancarkan Serangan Udara ke Gedung Pemerintah di Mykolaiv Ukraina, 12 Tewas dan 33 Terluka

Baca juga: Jepang Tolak Bayar Ekspor Rusia Termasuk Energi dalam Mata Uang Rubel

Diketahui, anggota NATO Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam.

Turki memiliki hubungan baik dengan keduanya dan telah menawarkan untuk menengahi konflik.

Sementara menyebut invasi Moskow tidak dapat diterima, Ankara juga menentang sanksi Barat.

Pasukan Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Putin menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved