Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Tawarkan Putin Jalan Keluar dari Perang Ukraina: 'Ini Kompromi'

Presiden Volodymyr Zelensky mengajukan jalan kepada Rusia untuk keluar dari konflik yang telah menghancurkan Ukraina selama 33 hari.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kolase Tribunnews Business Insider/AFP Handout dan AFP/SERGEI SUPINSKY
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Presiden Volodymyr Zelensky mengajukan jalan kepada Rusia untuk keluar dari konflik yang telah menghancurkan Ukraina selama 33 hari. 

Beberapa melarikan diri ke Ukraina dan lainnya ke Rusia.

Jumat lalu, meskipun ada bukti bahwa invasi Rusia ke Ukraina tidak berjalan sesuai dengan rencana Kremlin, Moskow mengumumkan bahwa fase pertama operasi militer khusus di Ukraina sebagian besar telah selesai dan akan kembali fokus pada "pembebasan" wilayah Donbas.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, separatis yang didukung Rusia menguasai 93 persen Luhansk dan 54 persen Donetsk.

Pada hari Minggu, pejabat tinggi intelijen Ukraina Kyrylo Budanov menyebut bahwa Rusia mengarahkan pasukannya ke timur dan selatan Ukraina dengan tujuan membagi negara itu menjadi wilayah pendudukan dan non-pendudukan.

Sementara itu, babak baru negosiasi antara diplomat Ukraina dan Rusia akan berlangsung minggu ini di Turki.

Dalam pidato terbaru kepada warga Ukraina, Zelensky mengatakan dia akan mencari kesepakatan damai tanpa penundaan.

"Prioritas kami dalam negosiasi sudah diketahui," katanya.

"Kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial tidak diragukan lagi."

"Jaminan keamanan yang efektif untuk negara kita adalah wajib."

"Tujuan kita jelas, perdamaian dan pemulihan kehidupan normal di negara asal kita sesegera mungkin."

Dalam wawancara 90 menit yang sama dengan media independen Rusia, Zelenksy mengatakan dia siap untuk membahas status netral untuk Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Tetapi ide itu juga harus dimasukkan ke dalam referendum dan dijamin oleh pihak ketiga.

Namun sensor media Rusia telah melarang publikasi wawancara itu dan berjanji untuk menyelidiki empat jurnalis yang terlibat, Financial Times melaporkan.

Para jurnalis tersebut adalah Ivan Kolpakov, editor situs berita berbahasa Rusia Meduza yang berbasis di Latvia; Vladimir Solovyov, seorang reporter untuk surat kabar Kommersant yang berbasis di Moskow, jurnalis lepas Rusia Mikhail Zygar; dan Tikhon Dzyadko, editor saluran televisi independen TV Rain, yang menghentikan sementara operasinya pada 3 Maret setelah situs webnya diblokir oleh sensor media Rusia.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved