Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

NATO akan Tingkatkan Bantuan ke Ukraina untuk Perkuat Pertahanan dari Serangan Rusia

Para pemimpin NATO setuju untuk mengirim peralatan ke Ukraina untuk memperkuat pertahanan mereka dari serangan kimia Rusia.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
AFP/FADEL SENNA
Petugas pemadam kebakaran dan prajurit Ukraina berjalan di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville, sehari setelah dibom oleh pasukan Rusia di distrik perumahan di barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 21 Maret 2022. NATO akan Tingkatkan Bantuan ke Ukraina untuk Perkuat Pertahanan dari Serangan Rusia 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Para pemimpin NATO setuju untuk mengirim peralatan ke Ukraina untuk memperkuat pertahanan mereka dari serangan kimia Rusia.

Selain itu, pemimpin NATO juga akan menempatkan lebih banyak pasukan di Eropa Timur, untuk mencegah militer Rusia menyerang anggotanya.

Pada Rabu (23/3/2022), perang Ukraina telah menjadi fokus pembicaraan dalam serangkaian KTT di Brussel, Belgia.

Baca juga: Inggris Umumkan 65 Sanksi Baru Rusia, Targetkan Oligarki, Pembekuan Aset, dan Larangan Perjalanan

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan para pemimpin NATO kemungkinan setuju untuk mengirim lebih banyak bantuan peralatan ke Ukraina, yang dapat melindungi negara itu dari serangan bahan kimia, ancaman radiologis dan nuklir Rusia.

"Setiap penggunaan senjata kimia akan benar-benar mengubah sifat konflik, dan itu akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan memiliki konsekuensi yang luas," kata Stoltenberg, yang dikutip dari laman aljazeera.com.

Namun Stoltenberg menolak untuk mengatakan apakah serangan bahan kimia Rusia, akan menarik NATO ikut ke dalam perang Ukraina.

“Saya berharap para pemimpin akan setuju untuk memperkuat postur NATO di semua domain, dengan peningkatan besar di bagian timur aliansi, di darat, di udara dan di laut,” tambah Stoltenberg.

Sejak tanggal 24 Februari lalu, Pemimpin Rusia, Vladimir Putin telah mengirimkan pasukan ke Ukraina dan menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus. Keputusan Putin ini disebut Ukraina dan pihak Barat sebagai perang agresi yang tidak beralasan.

Serangan Rusia adalah kenyataan baru yang harus dihadapi NATO.

Baca juga: Badan Amal Eropa yang Membantu Pengungsi Ukraina Menjadi Target Peretas

NATO memiliki sekitar 40.000 tentara dari berbagai negara di bawah komandonya. Jumlah ini hampir sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada beberapa bulan lalu.

Aliansi ini juga memiliki 140 kapal perang laut dan 130 pesawat dalam siaga tinggi. Stoltenberg mengatakan, tindakan Rusia adalah kenyataan baru yang harus dihadapi NATO.

"Tindakan Rusia adalah normal baru bagi keamanan kami, dan NATO harus menanggapi kenyataan baru itu".

NATO sempat berujar tidak menyediakan senjata ke Ukraina. Keputusan ini diambil untuk melindungi anggotanya dari potensi serangan Rusia. Aliansi 30 negara ini menolak untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina, baik itu untuk terjun ke pertempuran atau hanya untuk menjaga keaamanan.

NATO juga mengatakan tidak akan mengerahkan pesawat untuk melindungi warga sipil Ukraina atau mengawasi zona larangan terbang. Namun, negara-negara anggota NATO telah memberikan senjata dan bantuan lainnya untuk Ukraina.

Baca juga: Spesifikasi Drone Bunuh Diri Ukraina yang Diklaim Dapat Runtuhkan Pertahanan Militer Rusia

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved