Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Ingin Negosiasi Langsung dengan Putin di Yerusalem, Berharap Israel Bawa Pengaruh Positif
Zelensky ingin negosiasi langsung dengan Vladimir Putin di Yerusalem. Ia berharap Israel dapat membawa pengaruh positif. Zelensky menghubungi Bennett.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Sri Juliati
Sementara itu, Zelensky memperingatkan serangan Rusia dapat meluas ke negara-negara tetangga, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.
Ia juga mendesak NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang.
Zelensky mengutuk serangan Rusia yang menembaki sebuah pangkalan militer di bagian barat Ukraina, kurang dari 25 km (15 mil) dari perbatasan Polandia.
Zelenskyy mengatakan dalam pidato pada Minggu (13/3/2022) malam, Rusia menembakkan 30 roket ke pangkalan militer Yavoriv.
Dia mengatakan serangan itu menewaskan 35 orang dan melukai 134 lainnya.
Zelensky mengatakan telah memberi peringatan yang jelas kepada para pemimpin Barat tentang bahaya di pangkalan itu.
Tuntutan Putin Sangat Maksimal

Sebelumnya, Bennett pernah terbang ke Moskow pada Sabtu (5/3/2022) untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Bennet berbicara dua kali dengan Putin dan empat kali dengan Zelensky, seperti diberitakan oleh The Jerusalem Post.
Saat berbicara dengan wartawan, Zelensky memuji upaya itu.
"Saya percaya (Bennett) dapat memainkan peran penting, karena Israel adalah negara dengan banyak sejarah dan paralel (dengan situasi kita), serta memiliki migrasi besar orang Yahudi dari Ukraina, Rusia, dan Belarusia," kata Zelensky.
Sebagai tanda dia menganggap Israel sebagai lawan bicara yang penting, Zelensky menyebut Israel ketika menyerukan para pemimpin dunia untuk menekan Rusia agar membebaskan walikota Mariupol, Ivan Fedorov dari tahanan.
"Sayangnya tuntutan Putin sangat maksimal. Dia meminta Ukraina menyerah."
"Sementara, mereka (Ukraina) tidak berencana untuk menyerah," kata Victoria Nuland, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, memberi komentar.
"Israel di masa lalu memiliki hubungan yang kuat dengan Kremlin. Kami bersyukur bahwa perdana menteri bersedia menggunakan itu dan terus bersedia menggunakannya untuk mencoba dan mengakhiri perang ini."
"Sayangnya, Presiden Putin tampaknya tidak mendengarkan,” kata Victoria Nuland.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia VS Ukraina