Konflik Rusia Vs Ukraina
Soal Invasi ke Ukraina, AS Tuding Rusia Minta Bantuan Militer ke China
AS menuding bahwa Rusia meminta bantuan militer ke China untuk membantu invasi ke Ukraina. Tudingan itu pun langsung ditepis oleh Rusia dan China.
“Dalam sudut pandang ekonomi, tidak ada perubahan. Dari perspektif China, AS telah menjadi otak dalam tragedi ini dan Rusia juga bersalah dengan menginvasi Ukraina.” imbuhnya.
Tudingan AS pun juga dibantah oleh Rusia mengenai meminta bantuan militer ke China.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan bahwa pihak Rusia tidak pernah meminta bantuan militer kepada China.
Peskov juga menambahkan bahwa pasukan Rusia dirasa cukup untuk melakukan invasi ke Ukraina.
Kerjasama Rusia-China

China telah menjadi satu dari beberapa negara yang enggan untuk mengkritisi invasi Rusia ke Ukraina.
Hal konkret yang dilakukan adalah ketika Presiden China, Xi Jinping menerima kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin ketika pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing.
Diterimanya Putin oleh Xin Jinping adalah seminggu sebelum Rusia melakukan invasi.
Selama kunjungan Putin ke China bulan lalu, kedua pemimpin tersebut dikabarkan telah mendeklarasikan hubungan ‘tanpa batas’ dan dibuktikan dengan adanya pernyataan di dalam sebuah perjanjian yang berjumlah 5.000 kata.
Pemerintah China juga telah mengatakan kepada AS agar tidak mempermasalahkan kerjasama yang dilakukan Rusia terhadap negaranya.
Baca juga: Viral Video Pilot Rusia Sebut Perang Ukraina adalah Kejahatan, Netizen Khawatirkan Keselamatannya
Pihak China menyatakan apabila AS mempermasalahkan kerjasama negaranya maka negara adidaya tersebut juga harus mengingat invasi terhadap Rusia yang ternyata ‘salah target’.
Sebagai informasi, invasi AS ke Irak berawal dari adanya dugaan temuan bahwa mantan Presiden Irak, Saddam Hussein menimbun senjata pemusnah masal.
Namun ternyata dugaan AS tersebut salah karena ketika ditelusuri, senjata pemusnah massal tersebut tidak pernah ditemukan hingga saat ini.
Sementara dalam kerjasama ekonomi antara China-Russia, negara pimpinan Putin tersebut adalah pasar ekspor terbesar China setelah Uni Eropa.
Buktinya sepanjang tahun 2021, berdasarkan data dari bea cukai China, Rusia mengekspor China dengan nilai sebesar 79,3 miliar dolar AS.
Ekspor tersebut didominasi oleh migas dengan persentase sebsar 56 persen dari total ekspor Rusia ke China.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina