Konflik Rusia Vs Ukraina
Akibat Serangan Rusia ke RS Bersalin di Mariupol, Ibu dan Anak yang Dilahirkannya Meninggal Dunia
Serangan Rusia ke RS bersalin di Mariupol memakan korban. Seorang ibu dan anak yang baru dilahirkannya dinyatakan meninggal dunia.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu hamil dan anaknya dinyatakan meninggal dunia setelah serangan Rusia ke sebuah rumah sakit bersalin di kota Mariupol.
Dikutip dari AP News, rumah sakit tersebut adalah lokasi tempat ibu tersebut seharusnya melahirkan.
Berdasarkan laporan dari AP News, setelah serangan ke rumah sakit itu, wanita itu terlihat menderita luka di bagian perut bawah saat tim penyelamat menolongnya.
Dalam tangkapan gambar yang didapatkan oleh AP News, wajah dari wanita tersebut terlihat syok atas apa yang terjadi kepadanya.
Kemudian, tim penyelamat tersebut langsung membawa wanita itu ke rumah sakit lain.
Baca juga: Perang Rusia Vs Ukraina, Ekspor Senjata ke Eropa Meningkat
Baca juga: Pemerintah China Tuduh AS Berbohong, Tepis Isu Rusia Minta Bantuan Invasi ke Ukraina
Lantas ketika sudah sampai, dokter dari rumah sakit itu langsung berusaha untuk menyelamatkan wanita tersebut.
Menyadari bayinya tak bisa diselamatkan, wanita itu pun langsun menangis dan meminta dokter untuk membunuhnya saja.
Sementara ketika datang di rumah sakit, ahli bedah yang bernama Timur Marin menyatakan wanita tersebut mengalami patah di bagian panggul hingga paha atas.
Untuk menyelamatkan bayi yang dikandung wanita tersebut, para dokter pun melakukan operasi sesar.
Hanya saja, saat operasi berhasil, dokter menyatakan tidak ada tanda kehidupan dari bayi tersebut.
Selanjutnya, para dokter pun fokus untuk menangani wanita itu.
“Lebih dari 30 menit untuk melakukan resusitasi (menyadarkan) wanita tersebut tetapi tidak ada hasil,” ujar Marin pada Sabtu (10/3/2022).
“Keduanya meninggal dunia,” katanya singkat.
Sementara saat terjadinya serangan udara pada Rabu (9/3/2022), para dokter tidak memiliki waktu untuk mengetahui nama dari wanita tersebut.
Kemudian suami dan ayah wanita itu pun datang untuk mengambil jasadnya.
Terkait serangan ke rumah sakit bersalin itu, pihak Rusia mengklaim rumah sakit bersalin tersebut telah dikuasai oleh ekstrimis Ukraina dan digunakan sebagai markas.
Selain itu, menurut Rusia, rumah sakit itu diketahui tidak terdapat pasien serta tim medis.
Bahkan, bukti foto dan video yang terekam tersebut dinyatakan oleh Dubes Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia untuk Inggris sebagai “bukti bohong”.
Laporan dari jurnalis AP News yang melakukan peliputan di kota Mariupol sejak awal invasi menyatakan memiliki dokumentasi lengkap terkait serangan dan korban akibat invasi tersebut.
Baca juga: Sulit Akses Aset, Rusia Minta Bantuan China untuk Simpan Emas Sebesar 300 Miliar Dolar AS
Mereka merekam dan memotret korban serangan, ibu hamil yang meninggalkan rumah sakit bersalin yang diserang, teriakan tim medis, hingga tangisan anak-anak.
Selain itu, tim jurnalis dari AP News telah mencari informasi korban yang dipindahkan ke rumah sakit lain pada Jumat dan Sabtu minggu lalu.
Beredar Foto dan Video Wanita yang Melahirkan, Rusia: Dia Seorang Aktris

Dalam sebuah foto dan video, terlihat seorang wanita yang mendekap anaknya yang baru dilahirkannya.
Wanita tersebut bernama Mariana Vishegirskaya dan anaknya bernama Veronika.
Namun, wanita tersebut, oleh pihak Rusia, dianggap seorang aktris dan diperintahkan untuk berakting di sebuah latar perang.
Di sisi lain, Mariana menyatakan bahwa kelahiran bayinya terjadi pada 9 Maret 2022.
“Itu terjadi pada 9 Maret di rumah sakit nomor 3 di Mariupol. Kita berbaring di sebuah bangsal ketika kaca hingga tembok telah hancur,” ujarnya kepada AP News.
“Kita tidak mengetahui penyebab kejadian itu. Kita berada di bangsal dan beberapa pasien memiliki waktu untuk menyelamatkan diri tetapi adapula pasien lain yang tidak dapat menyelamatkan diri,” imbuhnya.
Baca juga: Rusia Minta Bantuan China Terkait Invasi ke Ukraina, AS akan Bujuk Beijing agar Tak Memasok Senjata
Dampak dari serangan oleh Rusia tersebut juga dirasakan oleh seorang wanita hamil yang harus kehilangan jarinya akibat bom.
Lantas, para dokter pun berencana untuk melakukan operasi sesar terhadap wanita itu pada Jumat (11/3/2022) untuk mengeluarkan anak perempuan di dalam perutnya.
Kemudian, untuk mendeteksi adanya tanda kehidupan, tim medis pun mengusap tubuh bayi itu.
Usaha tim medis pun membuahkan hasil.
Baca juga: 180 Tentara Bayaran Asing Tewas, Saat Rudal Rusia Hancurkan Pangkalan Militer Ukraina
Setelah tidak terlihat adanya nafas dari bayi tersebut, beberapa detik kemudian bayi perempuan itu pun menangis.
Suka cita pun menyeruak di ruang operasi itu di mana bayi perempuan yang bernama Alana itu menangis dan diikuti oleh tangisan bahagia ibu beserta tim medis.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina