Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Larang Ekspor 200 Lebih Produk Rusia untuk Balas Sanksi Barat, 48 Negara akan Terpengaruh
Balas aksi yang dilakukan Barat, Putin resmi melarang ekspor 200 lebih produk Rusia. Setidaknya, sebanyak 48 negara akan terpengaruh.
Secara total, lebih dari 200 item dimasukkan dalam daftar penangguhan ekspor, yang juga mencakup gerbong kereta api, kontainer, turbin, dan barang lainnya.

Putin mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan sejak invasi 24 Februari 2022 lalu sangat terasa.
“Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat untuk kelompok barang tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang,” ucapnya.
“Secara bertahap, orang akan menyesuaikan diri, mereka akan mengerti bahwa tidak ada peristiwa yang tidak bisa kita tutup dan selesaikan," sambung Putin.
Ia mencatat bahwa Rusia adalah produsen utama pupuk pertanian, dan akan ada "konsekuensi negatif" yang tak terhindarkan untuk pasar pangan dunia jika Barat membuat masalah bagi Rusia.
Menteri Pertanian Rusia melaporkan bahwa ketahanan pangan negara itu terjamin.
Baca juga: Serangan Rusia di Mariupol Ukraina: Menyerang Setiap 30 Menit, RS Anak Dibom hingga Tewaskan 3 Orang
Baca juga: 15 Fakta Hari ke-16 Invasi Rusia ke Ukraina, Zelenskyy Sebut Rusia Negara Teroris
48 Negara akan Terpengaruh
Rusia telah membalas sanksi Barat karena menginvasi Ukraina dengan memberlakukan larangan ekspor pada serangkaian produk hingga akhir 2022.
Larangan tersebut mencakup ekspor peralatan telekomunikasi, medis, kendaraan, pertanian, dan listrik, serta beberapa produk kehutanan seperti kayu.
Kementerian Ekonomi Rusia mengatakan, langkah-langkah lebih lanjut dapat mencakup pembatasan kapal asing dari pelabuhan Rusia.
Dilansir BBC, sekitar 48 negara akan terpengaruh, termasuk AS dan Uni Eropa.
Pengecualian ekspor dapat dibuat untuk wilayah Georgia yang memisahkan diri di Ossetia Selatan dan Abkhazia, dan untuk anggota Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin Rusia.
Baca juga: Putin Pede Mampu Atasi Sanksi Barat dan Meyakini Kedaulatan Rusia Bakal Meningkat
Baca juga: Pasca Invasi ke Ukraina, Pengguna TikTok di Rusia Hanya Bisa Lihat Konten Bikinan Lokal

Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, mengatakan larangan itu akan mencakup ekspor barang yang dibuat oleh perusahaan asing yang beroperasi di Rusia, termasuk mobil, gerbong kereta api, dan kontainer.
Itu terjadi ketika mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan Barat yang telah ditarik dari Rusia dapat dinasionalisasi.
Perusahaan telah meninggalkan secara massal atau menghentikan investasi, termasuk raksasa industri dan pertambangan seperti Caterpillar dan Rio Tinto, Starbucks, Sony, Unilever, dan Goldman Sachs.
Baca juga: Situasi Neraka di Mariupol: Warga Sipil Saling Serang Berebut Makanan, Rusia Lakukan Penembakan
Baca juga: Tertangkap Satelit, Militer Rusia Berpencar ke Kota Dekat Kyiv, Artileri dalam Posisi Siap Menembak