Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Apa Tuntutan Rusia untuk Akhiri Perang di Ukraina? Termasuk Soal Netralitas

Berikut tuntutan Rusia ke Ukraina, menjadi pertimbangan unukt gencatan senjata, dan mengakhiri perang.

Dokumen tTentara Ukraina
Wujud rumah sakit ibu dan anak di Ukraina yang dibombardir oleh tentara Rusia 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah membuat tuntutan kepada Ukraina, dan menjadi pertimbangan untuk menghentikan invasi ke Ukraina.

Seperti diketahui perang panas antara Rusia dan Ukraina masih terjadi, berawal dari serangan Rusia yang diluncurkan pada 24 Februari 2022 lalu.

Dikutip Tribunnews dari AS, Vladimir Putin disebut mengkhawatirkan keamanan atas niat Ukraina yang mencoba bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

Masalah ini pun diangkat kembali ketika perwakilan kedua negara bertemu di Belovezhskaya Pushcha, di perbatasan Polandia dan Belarusia.

Di mana pembicaraan awal mengenai kesepakatan damai, meskipun sejauh ini gagal membuahkan hasil pada isu-isu kunci, di antaranya koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil Ukraina.

Selain itu kedua belah pihak terus terlibat dalam negosiasi intens mengenai gencatan senjata dan jaminan keamanan.

Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memeriksa persenjataan baru, termasuk sistem anti-tank NLAW dan peluncur granat anti-tank portabel lainnya, di Kyiv pada 9 Maret 2022, di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP)
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memeriksa persenjataan baru, termasuk sistem anti-tank NLAW dan peluncur granat anti-tank portabel lainnya, di Kyiv pada 9 Maret 2022, di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Sebelum pertemuan diplomat Rusia dan Ukraina, beberapa tuntutan Kremlin bocor ke publik.

Pemerintah Putin telah menetapkan dua syarat untuk gencatan senjata sesegera mungkin, dan hal itu harus dipenuhi Ukraina.

Tuntutan tersebut yakni Ukraina menyerahkan Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014.

Dan juga Ukraina harus mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk (wilayah separatis) dalam pembicaraan gencatan senjata.

Baca juga: Hasil Pertemuan Rusia dan Ukraina Tidak Ada Kemajuan, Ukraina Menolak Tuntutan Rusia

Baca juga: Menlu Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Fokus Dialog Rusia dan Ukraina

Hal tersebut diperjelas oleh Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Kami tidak mengambil Luhansk dan Donetsk dari Ukraina," kata Petrov kepada Reuters.

“Namun Luhansk dan Donetsk tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina .”

“Ini tidak berarti mereka harus dihancurkan," imbuhnya.

Rusia ingin Konstitusi Ukraina digambar ulang

Namun, Rusia tidak berhenti pada tuntutannya atas Krimea dan wilayah separatis.

Kremlin juga telah menyatakan bahwa mereka ingin Konstitusi Ukraina ditulis ulang untuk menjamin netralitas negara antara NATO dan Moskow.

"Ukraina adalah negara merdeka dan dapat hidup sesuai keinginannya, tetapi dalam kondisi netralitas," kata Peskov.

Juru bicara Kremlin juga mengulangi permintaan yang dibuat oleh Putin selama akhir pekan bahwa sebelum Moskow akan mempertimbangkan penghentian serangannya sebagai pendahulu untuk penyelesaian yang dinegosiasikan, Ukraina harus meletakkan senjatanya.

"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya. Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak," katanya.

Rusia Akan Potong Pasokan Gas jika Larangan Minyak Berlanjut

Rusia mengatakan akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman jika Barat melanjutkan larangan minyak Rusia.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan penolakan minyak Rusia akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global.

Baca juga: Boeing Hentikan Pembelian Titanium dari Rusia, Airbus Sebaliknya

Hal ini akan menyebabkan harga minyak naik lebih dari dua kali lipat menjadi $300 per barel.

Seperti diketahui AS telah menjajaki kemungkinan larangan dengan sekutu sebagai cara untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Namun Jerman dan Belanda menolak rencana itu pada Senin (7/4/2022), dikutip dari BBC.

Uni Eropa (UE) mendapatkan sekitar 40% gasnya dan 30% minyaknya dari Rusia, dan tidak memiliki pengganti yang mudah jika pasokannya terganggu.

Sementara Inggris tidak akan terkena dampak langsung oleh gangguan pasokan, karena mengimpor kurang dari 5% gasnya dari Rusia, Inggris akan terpengaruh oleh kenaikan harga di pasar global karena permintaan di Eropa meningkat.

Warga sipil menyeberangi sungai di jembatan yang diledakkan di front utara Kyiv pada 1 Maret 2022. - Mempertahankan ibukota Kyiv,
Warga sipil menyeberangi sungai di jembatan yang diledakkan di front utara Kyiv pada 1 Maret 2022. - Mempertahankan ibukota Kyiv, "prioritas utama" kata presiden Ukraina. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Dalam pidatonya di televisi pemerintah Rusia, Novak mengatakan tidak mungkin untuk segera menemukan pengganti minyak Rusia di pasar Eropa".

"Ini akan memakan waktu bertahun-tahun, dan masih akan jauh lebih mahal bagi konsumen Eropa. Pada akhirnya, mereka akan dirugikan," katanya.

Baca juga: Imbas Invasi ke Ukraina, Warga Rusia Terancam Tak Bisa Mengakses Internet

Menunjuk keputusan Jerman bulan lalu untuk membekukan sertifikasi Nord Stream 2, pipa gas baru yang menghubungkan kedua negara, ia menambahkan bahwa embargo minyak dapat memicu pembalasan.

"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang cocok dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," katanya.

Diketahui Rusia adalah produsen gas alam terbesar di dunia dan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved