Konflik Rusia Vs Ukraina
Apa Tuntutan Rusia untuk Akhiri Perang di Ukraina? Termasuk Soal Netralitas
Berikut tuntutan Rusia ke Ukraina, menjadi pertimbangan unukt gencatan senjata, dan mengakhiri perang.
Namun, Rusia tidak berhenti pada tuntutannya atas Krimea dan wilayah separatis.
Kremlin juga telah menyatakan bahwa mereka ingin Konstitusi Ukraina ditulis ulang untuk menjamin netralitas negara antara NATO dan Moskow.
"Ukraina adalah negara merdeka dan dapat hidup sesuai keinginannya, tetapi dalam kondisi netralitas," kata Peskov.
Juru bicara Kremlin juga mengulangi permintaan yang dibuat oleh Putin selama akhir pekan bahwa sebelum Moskow akan mempertimbangkan penghentian serangannya sebagai pendahulu untuk penyelesaian yang dinegosiasikan, Ukraina harus meletakkan senjatanya.
"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya. Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak," katanya.
Rusia Akan Potong Pasokan Gas jika Larangan Minyak Berlanjut
Rusia mengatakan akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman jika Barat melanjutkan larangan minyak Rusia.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan penolakan minyak Rusia akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global.
Baca juga: Boeing Hentikan Pembelian Titanium dari Rusia, Airbus Sebaliknya
Hal ini akan menyebabkan harga minyak naik lebih dari dua kali lipat menjadi $300 per barel.
Seperti diketahui AS telah menjajaki kemungkinan larangan dengan sekutu sebagai cara untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Namun Jerman dan Belanda menolak rencana itu pada Senin (7/4/2022), dikutip dari BBC.
Uni Eropa (UE) mendapatkan sekitar 40% gasnya dan 30% minyaknya dari Rusia, dan tidak memiliki pengganti yang mudah jika pasokannya terganggu.
Sementara Inggris tidak akan terkena dampak langsung oleh gangguan pasokan, karena mengimpor kurang dari 5% gasnya dari Rusia, Inggris akan terpengaruh oleh kenaikan harga di pasar global karena permintaan di Eropa meningkat.

Dalam pidatonya di televisi pemerintah Rusia, Novak mengatakan tidak mungkin untuk segera menemukan pengganti minyak Rusia di pasar Eropa".
"Ini akan memakan waktu bertahun-tahun, dan masih akan jauh lebih mahal bagi konsumen Eropa. Pada akhirnya, mereka akan dirugikan," katanya.
Baca juga: Imbas Invasi ke Ukraina, Warga Rusia Terancam Tak Bisa Mengakses Internet