Konflik Rusia Vs Ukraina
Inggris Klaim Rusia Targetkan Area Berpenduduk, Diduga untuk Runtuhkan Moral Ukraina
Konflik Rusia Ukraina kian memanas. Hingga kini belum ada tanda-tanda serangan akan berhenti.
TRIBUNNEWS.COM - Konflik Rusia Ukraina kian memanas. Hingga kini belum ada tanda-tanda serangan akan berhenti.
Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim Rusia menargetkan area berpenduduk di Ukraina.
Diduga upaya tersebut dilakukan tentara Rusia untuk mematahkan moral Ukraina.
"Skala dan kekuatan perlawanan Ukraina terus mengejutkan Rusia. Rusia telah merespons dengan menargetkan daerah berpenduduk di beberapa lokasi, termasuk Kharkiv, Chernihiv dan Mariupol," demikian informasi dari kementerian itu berdasarkan laporan intelijen yang diberitakan CNN.
"Ini mungkin merupakan upaya untuk mematahkan moral Ukraina," sambungnya.
Baca juga: Anak 11 Tahun Sendiri Lintasi Perbatasan Slovakia, Orangtuanya di Ukraina, Rawat Nenek yang Difabel
Rusia sebelumnya telah menggunakan taktik serupa di Chechnya pada 1999 dan Suriah pada 2016.

Mereka menggunakan amunisi berbasis udara dan darat, tambah kementerian itu.
“Jalur pasokan Rusia dilaporkan terus menjadi sasaran, memperlambat laju kemajuan pasukan darat mereka. Ada kemungkinan realistis bahwa Rusia sekarang berusaha menyembunyikan truk bahan bakar sebagai truk pendukung reguler untuk meminimalkan kerugian,” kementerian menyimpulkan.
AS klaim serangan Rusia kian brutal
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pasukan Rusia semakin brutal menyerang di Ukraina, termasuk penduduk sipil.
Komentar itu menyusul serangan Rusia terhadap pembangkit nuklir Ukraina - fasilitas terbesar di Eropa dengan jenis yang sama - telah memicu kebakaran sebuah bangunan di kompleks PLTN.
Baca juga: Kemhan Rusia Klaim Pesawat Pembom Su-34 Fighter Hancurkan Fasilitas Militer Nasionalis Ukraina
Berbicara kepada sejumlah wartawan, Jumat (4/3/2022) sebelum bertemu dengan rekan-rekannya dari Uni Eropa di Brussel, Blinken mengatakan, "Kita dihadapkan bersama dengan apa yang menjadi pilihan perang Presiden (Rusia Vladimir) Putin: tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan perang yang menghancurkan, konsekuensi yang mengerikan."
"Kita berkomitmen melakukan segala sesuatu untuk menghentikannya," tambahnya.
Namun dia mengesampingkan penerapan zona larangan terbang di atas Ukraina, sekaligus menjelaskan tindakan seperti itu dapat menyebabkan konflik yang lebih luas.

“Kami mempunyai tanggung jawab untuk memastikan perang tidak meluas ke luar Ukraina. Zona larangan terbang dapat menyebabkan perang sepenuhnya di Eropa,” ujar Blinken.