Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Hasil Perundingan Kedua Rusia-Ukraina Hanya Sepakati soal Isu Kemanusiaan

Pihak Ukraina merasa tidak puas dengan hasil perundingan kedua bersama Rusia, hanya sepakati satu poin diantara tiga poin utama.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
WOJTEK RADWANSKI / AFP
Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022 

TRIBUNNEWS.COM - Pertemuan putaran kedua antara Rusia dan Ukraina telah rampung dilakukan pada Kamis (3/3/2022).

Dalam perundingan ini, hanya disepakati soal isu kemanusiaan, yaitu mengenai evakuasi warga sipil. 

Seperti dilansir ABC News, Ukraina dan Rusia sepakat untuk membuka koridor kemanusiaan dengan evakuasi dan menyelamatkan waga sipil yang berada di wilayah bentrokan militer.

"Pembicaraan putaran kedua telah berakhir. Sayangnya, Ukraina belum memiliki hasil yang dibutuhkan. Yang ada hanya keputusan tentang organisasi koridor kemanusiaan," tulis Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, pada akun Twitternya. 

Baca juga: Balas Sanksi dari Amerika, Rusia Berhenti Pasok Mesin Roket Buatannya

Baca juga: UPDATE: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar di Ukraina Terbakar akibat Serangan Rusia

"Pertanyaan utama yang kami putuskan hari ini masalah menyelamatkan orang, warga sipil, yang berada di zona bentrokan militer," kata perunding utama Rusia dan mantan Menteri Kebudayaan Vladimir Medinsky, dikutip dari media Rusia ria.ru.

"Rusia menyerukan warga sipil yang berada dalam situasi ini, jika aksi militer berlanjut, untuk menggunakan koridor kemanusiaan ini," katanya.

Negosiator Rusia lainnya, anggota parlemen nasionalis Leonid Slutsky, mengatakan perjanjian itu akan diimplementasikan dalam waktu dekat.

Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina pekan lalu.

Pihak Ukraina mengaku tidak puas melihat hasil dari pertemuan kali ini, mereka juga sepakat untuk melanjutkannya ke perundingan selanjutnya. 

Perundingan sesi ketiga akan dilakukan awal pekan depan.  

Pihak Ukraina tidak puas dengan hasil perundingan

Perwakilan Ukraina menyayangkan perundingan yang berlangsung di perbatasan Belarus-Polandia itu tidak sesuai harapan mereka.

Dari tiga isu utama yang menjadi agenda pembicaraan, hanya satu yang berhasil disepakati kedua belah pihak.

Pertama, soal militer atau gencatan senjata. 

Kedua, mengenai masalah kemanusiaan dan terakhir mengenai penyelesaian politik konflik di masa depan. 

Negosiasi kedua negara ini terjadi di tengah gempuran militer Rusia yang semakin intens di hari kedelapan invasi berlangsung.

Dalam akun Twitter, Podolyak juga turut mengunggah foto yang memperlihatkan empat delegasi Ukraina berhadapan dengan empat delegasi Rusia di sebuah ruangan.

Delegasi Ukraina terlihat berpakaian kasual, sementara empat perwakilan Rusia memakai setelan jas formal.

Perkembangan Invasi Rusia 

Diwartakan Tribunnews.com, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina terbakar.

Hal itu disampaikan oleh Wali Kota kota Energodar, Dmytro Orlov.

“Ancaman bagi keamanan dunia! Akibat penembakan tanpa henti oleh musuh terhadap bangunan dan blok pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia terbakar!!!” Orlov memposting ke Facebook, seperti dikutip dari CNN, Jumat (4/3/2022).

“Aku menuntut, berhenti! Segera hentikan penembakan titik kosong pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya,” kata wali kota dalam pesan video.

Lebih lanjut mengenai invasi Rusia, saat ini angkatan bersenjatanya disebut telah mencapai 1.612 target, sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari lalu.

Penjaga Pulau Ular, Ukraina menjadi tahanan tentara Rusia
Penjaga Pulau Ular, Ukraina menjadi tahanan tentara Rusia (TASS)

Diberitakan Tribunnews.com, klaim ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

"Sebanyak 1.612 target telah terkena sejak awal operasi, termasuk 62 pos komando dan pusat komunikasi, 39 sistem rudal S-300, Buk M-1 dan Osa dan 52 stasiun radar," kata Konashenkov.

Dikutip dari laman TASS, ia mengatakan bahwa ada 49 pesawat yang hancur di darat dan 13 lainnya di udara.

Begitu pula dengan 606 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 67 peluncur roket ganda, 227 artileri lapangan dan mortir, 405 kendaraan bermotor militer, serta 53 kendaraan udara tak berawak yang juga turut hancur.

(Tribunnews.com/Milani Resti/ Yurika/Fitri Wulandari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved