Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Dikabarkan Pakai Jasa 'Tentara Bayaran' untuk Membunuh Presiden Ukraina

Wagner Group sendiri diyakini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pebisnis Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Editor: Hasanudin Aco
Matt Dunham / POOL / AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON -  Rusia dilaporkan juga menggunakan jasa kelompok  tentara bayaran  untuk menginvasi Ukraina.

Menurut laporan The Times, Senin (28/2/2022), Rusia mengirimkan lebih dari 400 tentara bayaran dengan misi membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Kelompok tentara bayaran itu adalah Wagner Group, berpengelaman tempur di berbagai medan konflik seperti Suriah, Libya, Mali, dan Republik Afrika Tengah.

Wagner Group sendiri diyakini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pebisnis Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Sebelumnya, The New York Times telah melaporkan kelompok tentara bayaran Wagner telah tiba di wilayah separatis Donetsk dan Luhansk.

Mereka tiba dengan pakaian sipil.

Menurut laporan The New York Times, tentara bayaran ini tiba dari Libya dan Suriah.

Baca juga: Tentara Rusia yang Ditangkap Ukraina Ditipu Komandannya, Diajak Latihan Malah Disuruh Ikut Perang

Kemudian mereka mendarat di Krimea sebelum memasuki kawasan Donbass.

The Times menyebut kelompok Wagner ditugaskan Kremlin untuk membunuh Zelensky.

Mereka dijanjikan hadiah berjumlah besar untuk misi ini.

Informasi tentang misi pembunuhan itu dilaporkan diterima pemerintah Ukraina pada Sabtu (26/2) pagi waktu setempat.

etelah itu, pemerintah memberlakukan jam malam selama 36 jam di Kiev untuk “membersihkan unit penyabot Rusia”.

Isu sabotase pasukan Rusia telah beredar sejak awal invasi. Rusia diklaim menerjunkan pasukan yang menyamar dengan baju sipil atau tentara Ukraina untuk masuk ke kota.

Rusia sendiri diketahui juga menggunakan tentara bayaran ketika menganeksasi Krimea pada 2014 lalu.

Menurut laporan The New York Times, tujuan penerjunan tentara bayaran ke medan di Ukraina saat ini masih menjadi topik perdebatan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved