Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pengamat Militer: Indonesia Perlu Waspadai Efek Domino dari Perang Rusia Vs Ukraina

Nuning, patut diwaspadai oleh pemerintah Indonesia adalah dampak perang bagi perekonomian Indonesia.

Editor: Wahyu Aji
ist
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang antara Ukraina melawan Rusia meletus seperti banyak diperkirakan oleh para pakar dan pengamat.

Konflik menahun sejak wilayah Ukraina di Krimea diduduki Rusia pada tahun 2014 berujung serbuan Rusia di bagian Timur Ukraina.

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati, menilai NATO yang dipimpin Amerika Serikat ternyata gagal melaksanakan diplomasi pertahanan untuk mencegah perang.

Kepentingan NATO juga belum tentu dibuktikan untuk membela Ukraina sebagai salah satu anggotanya.

"Boleh dikatakan sejak 2014, NATO tidak memberikan reaksi yang proporsional terhadap Rusia. Strategi pendangkalan NATO juga tidak efektif mencegah Putin memerintahkan operasi militer secara masif," kata Susaningtyas melalui pesan singkat, Jumat (25/2/2022). 

Wanita yang akrab disapa Nuning itu menuturkan, perang yang terjadi di Balkan saat ini masuk dalam kategori perang asimetris dari perspektif ilmu Pertahanan.

Baca juga: Serukan Segera Lakukan Gencatan Senjata, UNICEF: 7,5 Juta Anak di Ukraina Terdampak Invasi Rusia

Rusia adalah kekuatan yang superior dan Ukraina adalah kekuatan yang inferior.

"NATO berusaha menancapkan kekuasaannya di Ukraina yang secara geografis berbatasan langsung dengan Rusia," ujarnya. 

Masih kata Nuning, perbandingan kekuatan militer dan anggaran perang jelas dimiliki Rusia.

Di atas kertas Rusia pasti ingin melaksanakan perang dalam waktu secepat-cepatnya sementara Ukraina pasti melancarkan perang berlarut.

Sejarah menunjukkan bahwa kekuatan superior seperti Rusia ternyata kalah di Afghanistan. Amerika Serikat juga kalah di Vietnam dan Afghanistan.

"Dengan demikian ada beberapa skenario yang dapat ditempuh dunia internasional untuk mengakhiri perang," katanya. 

Pertama, gencatan senjata dan turun tangannya PBB. Kedua, NATO mengerahkan kekuatan penuh mengalahkan Rusia dan memukul Rusia di wilayahnya sendiri. Ketiga, Ukraina menang perang berlarut.

Baca juga: Vladimir Putin Sudah 22 Tahun Jadi Presiden Rusia, Minta Jabatannya Diperpanjang 14 Tahun Lagi

Masih dikatakan Nuning, patut diwaspadai oleh pemerintah Indonesia adalah dampak perang bagi perekonomian Indonesia.

Sejumlah langkah strategis harus disiapkan secara matang mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi kondisi sosial-politik di Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved