Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Reaksi Dunia terhadap Pengakuan Putin atas Kemerdekaan Dua Wilayah Separatis Ukraina

Berikut reaksi sejumlah pemimpin negara, NATO, dan PBB terhadap pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina

Penulis: Rica Agustina
Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin - Berikut reaksi sejumlah pemimpin negara, NATO, dan PBB terhadap pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina. 

"Uni Eropa dan mitranya akan bereaksi dengan persatuan, ketegasan, dan dengan tekad dalam solidaritas dengan Ukraina," katanya.

Polandia

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pengakuan kemerdekaan tersebut adalah pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional.

"Ini adalah tindakan agresi terhadap Ukraina, yang harus ditanggapi dengan tegas dalam bentuk sanksi segera," katanya.

Turki

Kementerian Luar Negeri Turki tidak menaggapi konflik Rusia-Ukraina dengan mendesak warganya untuk segera meninggalkan wilayah timur Ukraina.

"Mengingat perkembangan terakhir, kami sangat mendesak warga kami untuk meninggalkan wilayah Timur Ukraina," kata kementerian itu.

"Kami merekomendasikan warga kami untuk menghubungi Kedutaan Besar kami di Kyiv bila diperlukan."

Baca juga: Pasar Asia Tenggelam Buntut Meningkatnya Ketegangan Rusia vs Ukraina

Jepang

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan tindakan Rusia melanggar kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dan tidak dapat ditoleransi.

Kishida mengatakan, jika invasi terjadi, Jepang akan mengoordinasikan respons yang kuat, di anataranya termasu sanksi dan berkoordinasi dengan G7.

"Jika invasi terjadi, kami akan mengoordinasikan respons yang kuat, termasuk sanksi, berkoordinasi dengan G7 dan komunitas internasional sambil memantau situasi dengan cermat," tambahnya.

India

Duta Besar India untuk PBB mendesak semua pihak untuk menunjukkan "penahanan" dalam menghadapi ketegangan yang meningkat.

"Prioritas langsung adalah de-eskalasi ketegangan, dengan mempertimbangkan kepentingan keamanan yang sah dari semua negara dan bertujuan untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan dan sekitarnya," kata TS Tirumurti.

Australia

Perdana Menteri Scott Morrison mengecam klaim "omong kosong" Putin yang menyebut pasukan yang dikirim ke Ukraina timur adalah penjaga perdamaian.

"Kita tidak bisa membiarkan ancaman kekerasan digunakan untuk mencari keuntungan dari posisi bangsa di atas yang lain," katanya.

"Itu bukan tatanan dunia damai yang akan mencapai itu. Jadi, penting bagi negara-negara yang berpikiran sama yang mengecam perilaku semacam ini untuk tetap bersatu."

Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Ica)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved