Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pemimpin Milisi Lugansk Tuding Ukraina Rencanakan Operasi Militer ke Wilayah Mereka

Ia mengklaim pihak berwenang Rusia siap untuk 'memastikan penerimaan terorganisir dan menyediakan akomodasi di wilayahnya' untuk penduduk LPR.

AFP/ARIS MESSINIS
Pasukan Ukraina ikut serta dalam latihan militer di luar kota Rivne pada 16 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LUGANSK - Kepala Republik Rakyat Lugansk (LPR), Leonid Pasechnik pada Jumat kemarin menuduh angkatan bersenjata Ukraina sedang merencanakan 'terobosan' ke wilayahnya yang memproklamirkan diri 'merdeka dari Ukraina'.

Kendati demikian, ia tidak memberikan bukti spesifik terkait pernyataannya itu.

Beberapa waktu sebelumnya, kepemimpinan LPR meminta warga sipil untuk mengungsi ke Rusia terkait dengan dugaan akan dilakukannya agresi militer oleh pasukan Ukraina.

Baca juga: Biden Sebut Vladimir Putin Sudah Putuskan untuk Serang Ukraina

"Berlawanan dengan akal sehat dan perjanjian internasional, musuh (Ukraina) terus memusatkan tenaga dan alat berat di sepanjang jalur kontak. Pada saat ini, kekuatan serangan yang mengesankan telah dibentuk oleh musuh. Menurut data intelijen, agresor Ukraina tidak hanya berencana melakukan provokasi di jalur kontak, namun juga terobosan jauh ke dalam wilayah republik kami," kata Pasechnik dalam pidatonya kepada penduduk LPR.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (19/2/2022), Pasechnik juga meminta warga sipil untuk mengungsi ke wilayah Rusia 'sesegera mungkin'.

Ia mengklaim bahwa pihak berwenang Rusia siap untuk 'memastikan penerimaan terorganisir dan menyediakan akomodasi di wilayahnya' untuk penduduk LPR.

"Saya menginstruksikan para pemimpin wilayah, lembaga penegak hukum dan layanan darurat untuk memastikan evakuasi yang terorganisir dari objek sosial dan untuk membantu penduduk mencapai pos pemeriksaan perbatasan," tegas Pasechnik.

Baca juga: Pipa Gas di Lugansk Ukraina Terbakar, Otoritas Lokal Sebut terkait Dugaan Sabotase

Perlu diketahui, negara-negara Barat telah menuduh Rusia berencana menyerang Ukraina selama beberapa bulan terakhir.

Namun Rusia secara konsisten membantah tuduhan itu, sementara Ukraina mengakui bahwa mereka tidak memiliki data intelijen tentang serangan yang akan terjadi.

Terlepas dari pengumuman yang disampaikan Rusia bahwa beberapa latihan yang dijadwalkan dilakukan di dekat perbatasan Ukraina telah berakhir dan mengklaim pasukannya mulai kembali ke pos masing-masing, Inggris dan Amerika Serikat (AS) terus menuduh Rusia masih mencari dalih untuk menyerang Ukraina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba secaea tegas membantah apa yang disebutnya sebagai 'disinformasi Rusia' mengenai dugaan itu.

"Kami secara tegas membantah laporan disinformasi Rusia tentang dugaan operasi ofensif Ukraina," kata Kuleba dalam cuitannya di Twitter.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved