Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Siap Lanjutkan Upaya Diplomasi Terkait Krisis Ukraina

Rusia mengatakan akan melanjutkan upaya diplomastik dengan Barat untuk meredakan krisis di perbatasan Ukraina.

Editor: Miftah
YouTube
Mobilisasi ratusan ribu pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengatakan akan melanjutkan upaya diplomastik dengan Barat untuk meredakan krisis di perbatasan Ukraina.

"Selalu ada kesempatan untuk mencapai kesepakatan dengan Barat atas (krisis) Ukraina," terang percakapan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov yang disiarkan televisi pada Senin (14/2/2022).

Dilansir Al Jazeera, Lavrov mengatakan kepada Putin bahwa pembicaraan para pemimpin Eropa dan Washington menunjukkan kemajuan awal yang menjanjikan.

"Saya akan menyarankan untuk melanjutkan (diplomasi)," kata Lavrov dalam pidato sambutan yang disiararkan televisi.

Baca juga: Rusia Tidak Ingin Ukraina Bergabung dengan NATO, Ini Alasannya

Baca juga: Ini Akar Masalah Konflik Rusia dan Ukraina yang Diperkirakan akan Perang Besok

Poster Presiden Rusia Vladimir Putin dijadikan latihan sasaran di sepanjang parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat desa Zolote, di wilayah Lugansk, pada Jumat (21/1/2022). Inggris menuduh Moskow mendekati mantan politisi dan akan menempatkan pemimpin pro-Rusia di Ukraina.
Poster Presiden Rusia Vladimir Putin dijadikan latihan sasaran di sepanjang parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat desa Zolote, di wilayah Lugansk, pada Jumat (21/1/2022). Inggris menuduh Moskow mendekati mantan politisi dan akan menempatkan pemimpin pro-Rusia di Ukraina. (AFP)

"Baik," timpal Putin.

Lavrov melanjutkan, Amerika Serikat (AS) meminta agar risiko militer dikurangi, tetapi tanggapan NATO dan Uni Eropa (UE) belum memuaskan.

"Masih harus dilihat apakah ini negosiasi nyata atau dirancang untuk menunda invansi," ucap Stephen Nix dari Institut Republik Internasional kepada Al Jazeera dari Washington. , DC.

Senin (14/2/2022) AS mengumumkan sementara waktu akan memindahkan keduataannya di Kyiv ke kota Lviv.

Baca juga: Warga Ukraina Bersiap untuk Kemungkinan Terburuk: Kami Harus Berjuang untuk Diri Kami Sendiri

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (TASS News Agency/via Kyodo)

Kota itu berada di perbatasan  Ukraina dengan Polandia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menambahkan bahwa Washington akan terus  mendorong upaya diplomatik.

"Jalan diplomasi tetap tersedia jika Rusia memilih terlibat dengan itikad baik," katanya.

"Kami berharap dapat mengembalikan staf kami ke Kedutaan Besar secepatnya, setelah kondisi memungkinkan," imbuhnya.

Baca juga: Antisipasi Serangan Rusia, WNI di Ukraina Mulai Dibagikan Peta Bunker untuk Keamanan

Pembicaraan Biden dengan Boris Johnson

Setelah mengadakan pembicaraan dengan Vladimir Putin, Joe Biden tersambung dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Senin (14/2/2022).

Gedung Putih dalam sebuah pernyataan menjelaskan, Biden dan Johnson membahas soal keterlibatan diplomatik baru-baru ini dengan Ukraina dan Rusia.

"Mereka juga meninjau upaya diplomatik dan pencegahan dalam menanggapi pembangunan militer Rusia di perbatasan Ukraina," tutur Gedung Putih.

Para pemimpin menegaskan kembali dukungan mereka untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

Baca juga: Guru Besar UI: Konflik Rusia Vs Ukraina Ancaman Besar Terhadap Perdamaian Dunia

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang operasi kontraterorisme di Suriah dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Februari 2022
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang operasi kontraterorisme di Suriah dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Februari 2022 (SAUL LOEB / AFP)

Sementara itu, pemerintah Inggris mengatakan Biden dan Johnson “setuju bahwa masih ada jendela bagi diplomasi dan (kesempatan) bagi Rusia untuk mundur dari ancamannya terhadap Ukraina.”

Sejauh ini, Rusia telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Tetapi Rusia menyangkal berencana untuk menyerang, menuduh Barat, yang telah mengirim sejumlah pejabat ke Moskow dan Kyiv, histeris.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Tidak Kunjung Baikan, Harga Minyak Semakin Melonjak

Menteri Keuangan Jerman, Wakil kanselir dan kandidat Sosial Demokrat (SPD) untuk Kanselir Olaf Scholz menyampaikan pernyataan pers di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum.
 Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Kanselir Jerman desak dialog

Pemimpin Eropa lainnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengunjungi Kyiv pada Senin (14/2/2022).

Dia bersumpah bahwa Berlin dan sekutu Baratnya akan mempertahankan dukungan untuk keamanan dan kemerdekaan Ukraina.

Scholz pun mendesak Rusia untuk mengambil "tawaran dialog".

Selama konferensi pers dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Scholz mengatakan "tidak ada pembenaran yang masuk akal" untuk membangun pasukan Rusia di sekitar perbatasan Ukraina.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved