Kamis, 2 Oktober 2025
Deutsche Welle

Joe Biden Pastikan Proyek Nord Stream 2 Gagal Jika Rusia Invasi Ukraina

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak mungkin Nord Stream 2 berjalan jika Rusia melakukan invasi. Ditanya soal proyek pipa gas tersebut,…

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji tidak akan ada kemajuan proyek pipa gas Nord Stream 2, jika Moskow melancarkan invasi ke Ukraina. Hal itu diungkapkannya kepada media usai bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, membahas situasi tegang di perbatasan Ukraina dengan Rusia, di mana sekitar 100.000 tentara Rusia telah dikerahkan.

Inti dari perselisihan antara Washington dan Berlin adalah pembangunan pipa yang diatur untuk memompa gas alam Rusia langsung ke Jerman, melewati Ukraina. Menanggapi pertanyaan tentang Nord Stream 2, Biden menyebut tidak akan ada peluang proyek itu berlanjut jika tank dan pasukan Rusia melintasi perbatasan Ukraina.

"Tidak akan ada lagi Nord Stream 2. Kami akan mengakhirinya. Saya berjanji kami akan bisa melakukannya," tegas Biden.

Apa yang dikatakan Scholz?

Scholz, dalam kunjungan perdananya ke Gedung Putih sebagai kanselir Jerman, mengatakan "langkah-langkah luas" telah disepakati dengan sekutu dan mitra Jerman, termasuk AS.

"Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan. Anda dapat yakin tidak akan ada tindakan di mana kami memiliki pendekatan yang berbeda. Kami akan bertindak bersama-sama," ucapnya.

Ketika ditanya soal Nord Stream 2, Scholz menghindari jawaban secara eksplisit, tetapi justru mengulangi pesan solidaritasnya.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan bekerja sama dengan Jerman untuk memastikan Nord Stream 2 tidak jadi beroperasi jika terjadi invasi. Biden juga memuji hubungan dekat antara Washington dan Berlin, seraya menambahkan bahwa mereka "bekerja bersama-sama" untuk mencegah agresi Rusia.

Scholz pernah ke Gedung Putih saat menjabat sebagai menteri keuangan dan wakil kanselir Angela Merkel, tetapi dia mendapat kritik karena menunda kunjungan perdananya ke AS sebagai kanselir.

Dia menjabat 60 hari yang lalu. Sebelum Scholz, mantan Kanselir Merkel dan pendahulunya Gerhard Schröder tidak butuh waktu lama untuk menyeberangi Atlantik.

Masalah apa yang ada antara Berlin dan Washington?

Sementara kedua negara tersebut telah menjadi sekutu setia sejak akhir Perang Dunia II, Jerman semakin dipertanyakan atas komitmennya dalam mencegah agresi Rusia.

Jerman mendapat kecaman atas ketergantungannya yang besar pada pasokan energi Rusia dan penolakannya untuk mengekspor senjata mematikan ke Ukraina. Pakar Rusia dan Eropa Timur di Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman Stefan Meister mengatakan kepada DW pada hari Senin (07/02) bahwa Jerman mungkin akan mengalah.

"Saya pikir Jerman akan mendukung pada akhirnya, sanksi ekonomi juga sanksi pada Nord Stream 2," katanya.

Namun terkait masalah besar lainnya, seperti penolakan Jerman untuk menjual senjata ke Ukraina, Meister menilai "mereka tidak akan setuju. Jelas tidak. Saya pikir Scholz menjelaskan lagi bahwa Jerman tidak akan mengirim senjata."

Upaya diplomatik untuk menenangkan krisis Ukraina

Perjalanan Scholz terjadi di saat sejumlah pihak mengupayakan diplomasi tentang krisis Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berada di Kiev dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Moskow.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved