Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Antisipasi Konflik Ukraina, Jerman Pertimbangkan Memperkuat Pasukannya di Lituania

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan pasukan tambahan dapat dikerahkan ke negara Baltik di tengah ketegangan regional…

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan bahwa Jerman tidak menutup kemungkinan mengirim pasukan tambahan ke Lituania seiring peningkatan aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina.

"Kami (Jerman) telah memberikan kontribusi yang sangat penting di Lituania, di mana kami adalah satu-satunya negara di Uni Eropa yang memiliki grup pertempuran," kata Lambrecht dalam wawancara dengan Funke Media Group yang akan dipublikasikan secara online pada hari Minggu (06/02).

Kelompok pertempuran tersebut yang dikenal sebagai NATO, aliansi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), Jerman, Kanada, dan Inggris, dimaksudkan untuk menghentikan serangan di kawasan itu dan mengulur waktu bagi pasukan tambahan NATO untuk mencapai garis depan.

"Pada prinsipnya, pasukan tambahan tersedia sebagai bala bantuan, dan kami sedang dalam pembicaraan dengan Lituania saat ini untuk mencari tahu apa yang sebenarnya mungkin dalam situasi ini," tambahnya.

Selain itu, jet tempur Eurofighter akan dikerahkan ke Rumania untuk melakukan pemantauan udara.

"Semua pihak di NATO dapat mengandalkan kami," kata Lambrecht yang mengunjungi Lituania dalam perjalanan luar negeri pertamanya pada Desember 2021.

Jerman telah menjadi negara terdepan dalam operasi NATO di Lituania selama lima tahun dan menerjunkan sekitar setengah dari 1.200 pasukan unit multinasional di negara itu.

Lambrecht bela sikap Jerman menolak mempersenjatai Ukraina

Lambrecht juga membela penolakan Jerman untuk memasok senjata ke Kiev, setelah kedutaan besar Ukraina di Jerman mengirim daftar permohonan ke kementerian luar negeri dan pertahanan di Berlin. Daftar tersebut termasuk permohonan pasokan sistem pertahanan rudal, peralatan untuk peperangan elektronik, kacamata penglihatan malam, radio digital, stasiun radar, dan ambulans militer.

"Sudah lama menjadi sikap yang jelas dari pemerintah federal, bahkan dalam periode legislatif sebelumnya, bahwa kami tidak mengirimkan senjata ke daerah-daerah krisis agar tidak meningkat lebih jauh di sana," katanya.

"Dalam konflik Ukraina, kami memiliki mitra negosiasi yang telah kembali ke meja perundingan ... Itulah mengapa sekarang tugas kami untuk mengurangi eskalasi. Kami ingin menyelesaikan konflik ini secara damai," tegas Lambrecht.

Sementara itu, keberangkatan Kanselir Jerman Olaf Scholz ke Washington pada hari Minggu (06/02) menandai dimulainya langkah diplomatik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan Rusia.

Sebelumnya, dalam wawancara pada hari Rabu (02/02), Scholz mengatakan sekutu-sekutu Jerman "tahu persis" apa posisi Berlin. Scholz juga diperkirakan akan menyambut para kepala negara dan pemerintahan negara-negara Baltik di Berlin pada Kamis (10/02) mendatang, dengan fokus pembicaraan pada krisis Ukraina dan situasi keamanan di Eropa Timur.

Pada tanggal 14 dan 15 Februari, pemimpin Jerman itu diagendakan melakukan perjalanan ke Kiev dan Moskow.

AS: Rusia telah mengumpulkan 70% persenjataan militer

Moskow telah membantah berencana untuk menyerang Ukraina. Namun, mereka telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan tetangganya tersebut.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved