Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Lab Sains Top Taiwan Didenda karena Pekerjanya Terinfeksi Covid-19

pekerja yang terinfeksi serta supervisornya itu mengaku telah meninggalkan lab tepat sebelum dinyatakan positif terinfeksi.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Financial Express
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Setelah asisten peneliti di Genomics Research Center terinfeksi virus corona (Covid-19) pada akhir 2021, kini institusi akademik paling bergengsi di Taiwan, Academia Sinica akhirnya didenda karena pelanggaran keamanan hayati.

Selama konferensi pers yang diadakan pada pekan lalu, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung, yang juga mengepalai Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) negara itu mengatakan bahwa akademi tersebut akan didenda 150.000 dolar Taiwan atau setara 5400 dolar Amerika Serikat (AS) terkait insiden yang dilaporkan sebagai yang terbesar di dunia itu.

Ini merupakan kasus infeksi pertama Covid-19 yang terjadi di laboratorium penelitian.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (28/1/2022), seorang Ahli Virologi di Institut Biologi Molekuler Academia Sinica, Michael Lai yang dikutip dalam laporan tersebut menyampaikan, kasus itu menyiratkan bahwa pengawasan di laboratorium 'tidak cukup ketat'.

Menurut pernyataan Academia Sinica, pekerja yang terinfeksi serta supervisornya itu mengaku telah meninggalkan lab tepat sebelum dinyatakan positif terinfeksi.

Bahkan pekerja tersebut rela mengundurkan diri pada 3 Desember lalu.

Baca juga: Taiwan akan Wajibkan Penggunaan Kartu Vaksinasi Covid-19 untuk Masuk ke Tempat Hiburan

Sedangkan supervisornya, Jan Jia-Tsrong mengatakan ia pensiun pada 1 Desember lalu dan mengklaim bahwa pensiunnya telah direncanakan jauh sebelum kejadian karena terkait dengan usia serta kondisi kesehatannya.

Ia telah bekerja dengan hewan yang terinfeksi, dan urutan virusnya diduga cocok dengan strain varian Delta yang dikirim ke laboratorium oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Taiwan.

Namun tidak dengan strain Delta yang ditemukan dalam populasi dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut laporan tersebut, pada 9 Desember 2021, saat CECC menerbitkan kasus itu, kondisi pekerja dan supervisor itu tersebut telah membaik.

Lalu 110 kontak erat dan 373 orang yang memiliki hubungan dengan kasus tersebut semuanya dinyatakan negatif.

Selanjutnya pada bulan yang sama, CDC negara itu mempresentasikan laporan tentang insiden tersebut, menyimpulkan bahwa pekerja dan supervisor itu mungkin terinfeksi karena menghirup virus yang ada di laboratorium atau melepas Alat Pelindung Diri (APD) dalam urutan yang tidak benar, dimulai dengan masker wajahnya.

CECC pun dikabarkan menyoroti berbagai masalah di lab itu sebagai tanggapan atas kesimpulan komite investigasi eksternal.

Pernyataan tersebut mengklaim bahwa staf yang terlibat dalam penelitian itu tidak mengenakan pakaian hazmat, masker N95, sarung tangan ganda, kacamata maupun penutup sepatu, serta tidak mengikuti prosedur untuk menggunakan lemari biosafety atau melepas APD.

Pelatihan staf lab pun dianggap tidak cukup, karena komite keamanan hayati Academia Sinica tidak melakukan audit yang cukup atau melacak pelatihan dan penilaian bagi karyawan baru.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved