Tenangkan Publik, Ukraina Sebut Invasi Rusia Tak akan Segera Terjadi
Para pemimpin Ukraina berusaha meyakinkan publik bahwa invasi Rusia tidak akan segera terjadi.
Rusia mengatakan, tuduhan bahwa pihaknya merencanakan invasi ke Ukraina merupakan provokasi yang direncanakan NATO.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menuduh AS mengobarkan ketegangan di sekitar Ukraina, Selasa (25/1/2022).
Ukraina merupakan negara bekas Soviet yang dikunci oleh Rusia selama hampir delapan tahun.
Pada 2014, pasca penggulingan presiden pro-Rusia di Ukraina, Moskow mencaplok semenanjung Krimea dan mendukung kelompok separatis di Ukraina.
Pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia menewaskan lebih dari 14.000 orang, dan upaya untuk mencapai penyelesaian damai terhenti.
Dalam kebuntuan terakhir, Rusia menuntut jaminan dari Barat bahwa NATO tidak akan mengizinkan Ukraina bergabung dan bahwa aliansi itu akan membatasi tindakan lain, seperti penempatan pasukan di negara-negara bekas blok Soviet.

Baca juga: Ukraina Terima Kiriman Senjata Kedua dari Amerika
Baca juga: Inggris Tuduh Rusia Berencana Bentuk Pemerintahan Boneka Pro-Kremlin di Ukraina
Amerika Serikat menggelontorkan bantuan senilai $200 juta ke Ukraina, termasuk peralatan serta amunisi yang diperkirakan tiba pada Selasa waktu setempat.
Langkah AS menghadirkan bantuan di Eropa Timur ini diikuti sekutu NATO lainnya.
Denmark misalnya, mengirimkan fregat dan pesawat tempur F-16 ke Lituania.
Spanyol mengirim empat jet tempur ke Bulgaria dan tiga kapal ke Laut Hitam untuk bergabung dengan angkatan laut NATO, dan Prancis siap mengirim pasukan ke Rumania.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)