Kecelakaan Pesawat Tempur F-35 di Laut China Selatan, 7 Personel Angkatan Laut AS Terluka
Pesawat tempur Amerika F-35 alami kecelakaan saat mencoba melakukan pendaratan di kapal induk USS Carl Vinson di Laut China Selatan. 7 orang terluka.
TRIBUNNEWS.COM - Pilot pesawat tempur Amerika F-35 melontarkan diri saat pesawatnya menabrak geladak kapal induk USS Carl Vinson di Laut China Selatan, Senin (25/1/2022).
Kecelakaan itu mengakibatkan tujuh personel terluka, ujar Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan yang dikutip CNN.
Pilot F-35 tersebut sedang melakukan latihan penerbangan rutin ketika insiden terjadi.
Ia melontar dengan selamat dan dievakuasi oleh helikopter militer, ungkap Armada Pasifik.
Pilot saat ini dalam kondisi stabil.
Enam orang lainnya yang berada di geladak kapal induk terluka.
Tiga di antaranya harus dievakuasi ke fasilitas medis di Manila, Filipina. Mereka berada dalam kondisi stabil, menurut Armada Pasifik.
Baca juga: Kapal Induk AS Memasuki Laut China Selatan di Tengah Ketegangan antara China dan Taiwan
Baca juga: Taiwan Deteksi 39 Pesawat Tempur China di Wilayahnya, Sistem Rudal Pertahanan Udara Diaktifkan
Tiga pelaut lainnya dirawat di kapal induk dan telah pulih.
Penyebab "kecelakaan dalam penerbangan" itu sedang diselidiki.

Kecelakaan itu adalah yang pertama terjadi pada F-35C, varian pesawat tempur siluman Angkatan Laut AS bermesin tunggal, yang dirancang untuk operasi di luar kapal induk.
F-35A, yang diterbangkan oleh Angkatan Udara, lepas landas dan mendarat di landasan pacu konvensional.
F-35B, versi Korps Marinir, adalah pesawat pendarat vertikal lepas landas pendek yang dapat beroperasi dari kapal serbu amfibi Angkatan Laut.
Versi F-35 juga diterbangkan oleh sekutu dan mitra AS, termasuk Jepang, Korea Selatan, Inggris, Australia, Italia, Norwegia, Belanda, dan Israel.
Lebih banyak negara memesan jet tersebut.
Varian milik Angkatan Laut AS memiliki roda pendarat yang lebih kuat untuk menangani lepas landas dan pendaratan kapal induk, dengan sayap lipat agar muat di geladang penerbangan yang penuh sesak, sayap yang lebih besar, muatan yang lebih besar, dan jangkauan operasi yang sedikit lebih panjang, menurut pabrikan pesawat, Lockheed Martin.