Senin, 6 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kedatangan Taliban untuk Pembicaraan di Norwegia Diprotes

Perwakilan Taliban sedang mendiskusikan bantuan kemanusiaan di Oslo. Upaya ini menjadi pembicaraan resmi pertama mereka di Eropa sejak…

Ali Maisam Nazary, Kepala Hubungan Luar Negeri Front Perlawanan Nasional (NRF), sebuah kelompok oposisi di Afganistan, mengkritik Norwegia karena menjadi tuan rumah pembicaraan.

"Kita semua harus mengangkat suara kami dan mencegah negara mana pun menormalkan kelompok teroris sebagai perwakilan Afganistan,” kata Nazary di Twitternya.

Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt mengatakan dalam pernyataan resmi tentang pembicaraan Afganistan bahwa pertemuan itu "tidak mewakili legitimasi pengakuan terhadap Taliban."

"Tapi kita harus berbicara dengan otoritas de facto di negara ini. Kita tidak bisa membiarkan situasi politik mengarah pada bencana kemanusiaan yang lebih buruk lagi," tambah Huitfeldt.

Taliban mencari sekutu dan pendanaan

Belum ada negara yang mengakui Taliban, meskipun beberapa telah mengambil langkah-langkah untuk menormalkan hubungan dengan kelompok itu.

Taliban melakukan perjalanan ke Rusia, Iran, Qatar, Pakistan, Cina, dan Turkmenistan untuk mencoba menjalin hubungan formal.

Negara-negara Barat telah menolak untuk mengakui Taliban, dengan alasan kekhawatiran bahwa mereka akan mengulangi kebrutalan yang telah mereka lakukan ketika berkuasa di Afganistan dari tahun 1996 hingga 2001.

Bantuan internasional, bagaimanapun, merupakan perhatian utama bagi warga Afganistan biasa yang menanggung beban terberat dari situasi tersebut.

Bagaimana situasi di Afganistan?

Taliban menghadapi kesulitan ekonomi sejak negara-negara di seluruh dunia menghentikan bantuan asing, yang mendanai sekitar 80% dari anggaran Afganistan.

AS juga membekukan aset Taliban, senilai $9,5 miliar (Rp706 miliar), setelah kelompok itu menguasai Afganistan.

Jutaan orang Afganistan telah kehilangan pekerjaan sejak pengambilalihan Taliban. Musim dingin yang keras, kekeringan parah, dan pandemi virus corona telah memperburuk kondisi bagi warga Afganistan. Hal ini mendorong PBB mengajukan permohonan dana terbesarnya $4,4 miliar (Rp327 miliar) untuk bantuan kemanusiaan bagi satu negara pada awal Januari 2022.

Kelaparan mengancam hampir 23 juta warga Afganistan atau sekitar 55% dari populasi, menurut PBB.

Terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia, Taliban juga telah memberlakukan banyak batasan pada perempuan, dari membatasi perjalanan mereka tanpa ditemani oleh kerabat laki-laki hingga secara efektif melarang anak perempuan mengenyam pendidikan tinggi.

pkp/ha (AFP, AP)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved