Militan ISIS Serang Penjara di Suriah, Pasukan Kurdi Buru Narapidana yang Kabur
Pasukan Kurdi di Suriah timur laut memburu pejuang ISIS setelah serangan di penjara yang dikelola Kurdi.
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Kurdi di Suriah timur laut memburu pejuang kelompok Negara Islam (ISIS) pada hari Jumat (21/1/2022) setelah serangan di penjara yang dikelola Kurdi.
Penjara tersebut menampung sesama jihadis ISIS, kata seorang pemantau perang dan pasukan Kurdi dilansir France24.
Serangan di penjara Ghwayran di provinsi Hassakeh terjadi pada hari Kamis.
Para jihadis meledakkan bom mobil di dekat penjara dan menyerang pasukan Kurdi yang menjaga penjara itu.
Tujuan penyerangan itu yaitu untuk membebaskan beberapa anggota kelompok ISIS, kata Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.
Pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan lima tahanan ISIS berhasil melarikan diri, tetapi masih belum jelas apakah mereka telah dibunuh atau ditangkap kembali.
Baca juga: Di Sidang Munarman, Saksi Ungkap Pernah Berangkatkan Sejumlah Anggota FPI ke ISIS
Baca juga: Dalam Sidang Munarman, Saksi Sebut Foto Presiden Ditutup Hingga Diturunkan saat Baiat ISIS di UIN

Koalisi pimpinan AS yang memerangi IS mengatakan ada korban dari pihak SDF selama serangan, tetapi tidak mengungkapkan berapa banyak.
Serangan itu memicu bentrokan antara jihadis dan pasukan SDF yang didukung AS di sekitar penjara.
Bentrok berlanjut hingga Jumat, langkah-langkah keamanan ditingkatkan, kata Observatorium.
"Bentrokan sedang berlangsung antara pejuang IS dan pasukan militer (Kurdi) di daerah itu," kata direktur Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Ia menyebut serangan itu sebagai salah satu serangan terbesar oleh IS sejak negara protonya dinyatakan dikalahkan pada 2019.
"Setidaknya enam pejuang ISIS tewas dalam bentrokan itu," kata Abdel Rahman, tanpa menyebutkan korban di antara pasukan keamanan Kurdi.
SDF, yang mengawasi penjara, mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka menangkap dua pejuang IS yang mencoba melarikan diri dari penjara Ghwayran.
Para jihadis ditangkap di sekitar penjara, katanya.
Baca juga: Kantor Dalam Negeri Inggris Mundur dalam Kasus Pencari Suaka Suriah
Baca juga: Mantan Perwira Intelijen Suriah Divonis Penjara Seumur Hidup di Jerman
Dikatakan pejuang ISIS yang melakukan serangan itu bersembunyi di rumah-rumah sipil di lingkungan Al-Zuhor dekat penjara.
"Langkah-langkah keamanan yang luar biasa di sekitar penjara dan lingkungan sekitarnya sedang berlangsung," katanya dalam sebuah pernyataan pada Jumat pagi.
"Pejuang IS menggunakan warga sipil di lingkungan Al-Zuhoor dan daerah utara penjara sebagai perisai manusia," katanya, menambahkan bahwa IS telah membunuh beberapa warga sipil di daerah tersebut.
"Pasukan kami dan dinas keamanan terkait bergerak dengan sangat presisi dan sensitif untuk menahan insiden ini."
Penjara yang dikelola Kurdi dan tahanan ISIS

Mengutip DW, menurut otoritas Kurdi yang mengelola penjara, ada lebih dari 12.000 narapidana ISIS yang ditahan di beberapa penjaranya.
Ribuan narapidana itu berasal dari sekitar 50 negara.
Negara asal mereka berkisar dari Prancis hingga Tunisia, di mana pihak berwenang enggan membawa mereka kembali karena khawatir akan reaksi publik.
Namun, kerabat dari beberapa tahanan mengatakan sejumlah narapidana, termasuk anak-anak kecil, ditangkap dengan tuduhan lemah atau hanya karena tidak mematuhi kebijakan wajib militer SDF.
Kelompok ISIS pernah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.
Tetapi mereka kehilangan sebagian besar wilayah setelah bentrok militer yang panjang dengan pasukan Kurdi, yang didukung oleh Amerika Serikat dan kekuatan lainnya.
Sisa-sisa jaringan ISIS akhirnya didorong kembali ke tempat persembunyian mereka di gurun, yang sekarang mereka gunakan untuk mengganggu pemerintah Suriah dan pasukan sekutu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)