Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

PBB: Taliban Lakukan Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan Afghanistan

PBB sebut Taliban melakukan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender berskala besar dan sistematis terhadap perempuan Afghanistan.

Hector RETAMAL / AFP
Foto yang diambil pada 22 November 2021 ini menunjukkan para wanita menunggu anggota staf Doctors Without Borders (MSF) untuk memeriksa tanda-tanda kekurangan gizi pada anak-anak mereka. - PBB sebut Taliban lakukan diskriminasi terhadap para perempuan di Afghanistan. 

Pada saat itu, perempuan dilarang dari pendidikan, pekerjaan dan kehidupan publik.

“Kami tidak menentang pendidikan,” tegas Mujahid, berbicara di kementerian kebudayaan dan informasi di Kabul.

“Di banyak provinsi, kelas yang lebih tinggi (sekolah perempuan) terbuka, tetapi di beberapa tempat ditutup, alasannya adalah krisis ekonomi dan kerangka kerja, yang perlu kita kerjakan di daerah yang padat penduduk. Dan untuk itu kita perlu menetapkan prosedur baru,” katanya.

Anak perempuan yang lebih tua dari kelas 7 telah diizinkan kembali ke ruang kelas di sekolah negeri di sekitar selusin dari 34 provinsi di negara itu.

Mujahid mengatakan, anak perempuan dan laki-laki harus benar-benar dipisahkan di sekolah.

Dia menambahkan, kendala terbesar sejauh ini adalah menemukan atau membangun asrama yang cukup, di mana anak perempuan bisa tinggal sambil bersekolah.

Di daerah padat penduduk, tidak cukup hanya memiliki ruang kelas terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan, gedung sekolah yang terpisah diperlukan.

“Kami tidak kekurangan tenaga atau sumber daya manusia, kami membutuhkan kerja sama ekonomi untuk rakyat Afghanistan, kami membutuhkan kerja sama dalam perdagangan, kami perlu menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan negara lain,” kata Mujahid.

Mujahid menambahkan bahwa Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Hambatan Besar

Di ibu kota Afghanistan, Kabul, universitas swasta dan sekolah menengah terus beroperasi tanpa gangguan.

Sebagian besar kecil dan kelas selalu dipisahkan.

“Memulai kembali sekolah perempuan adalah hal yang baik, (tetapi) mereka harus tegas pada janji mereka."

"Kata-kata ini seharusnya tidak hanya untuk mengambil sikap,” kata aktivis hak-hak perempuan yang berbasis di Kabul, Fatima Rae, kepada Al Jazeera.

Taliban tidak suka melihat gadis-gadis muda sama sekali, katanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved