Pertama di Dunia, Pria Ini Jalani Transplantasi Jantung Babi
Pria asal Maryland, Amerika Serikat (AS) menjadi pasien pertama di dunia yang menjalani transplantasi dari jantung babi.
Dia terbaring di tempat tidur selama enam minggu menjelang operasi, dan melekat pada mesin yang membuatnya tetap hidup setelah dia didiagnosis dengan penyakit jantung terminal.

"Saya berharap untuk bangun dari tempat tidur setelah saya pulih," katanya pekan lalu seperti dikutip dari BBC.
Pada hari Senin, Bennett dilaporkan dapat bernapas sendiri sambil dipantau dengan cermat.
Tapi kondisi yang akan terjadi selanjutnya belum diketahui jelas.
Babi yang digunakan dalam transplantasi telah dimodifikasi secara genetik untuk melumpuhkan beberapa gen yang menyebabkan organ tersebut ditolak oleh tubuh Bennett.
Kekhawatiran Transplantasi
Masih dikutip dari CNN, sebanyak 106.657 orang berada dalam daftar tunggu transplantasi nasional, dan 17 orang meninggal setiap hari menunggu organ, menurut organdonor.gov.
Art Caplan, seorang profesor bioetika di Universitas New York, mengatakan dia sedikit khawatir ketika mendengar berita tentang transplantasi Bennett.
"Saya berharap mereka memiliki data untuk mendukung percobaan ini sekarang, berdasarkan penelitian pada hewan mereka," katanya.
Amerika Serikat memiliki kekurangan stok organ dalam jumlah besar untuk transplantasi, katanya.
Dia percaya rekayasa bagian-bagian hewan adalah solusi.
"Pertanyaannya adalah, bisakah kita sampai di sana dengan kemungkinan bahaya yang sedikit bagi sukarelawan pertama?" Dia bertanya.

Pada bulan Oktober, ahli bedah berhasil menguji transplantasi ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik ke seorang wanita di New York yang mati otak.
Caplan mengatakan terlalu dini untuk menyebut transplantasi jantung itu sukses.
Baca juga: 7 Manfaat Wortel bagi Kesehatan: Mengurangi Risiko Penyakit Jantung hingga Memperkuat Tulang
Baca juga: Molnupiravir Obat Covid-19 Pertama yang Dikirim ke Institusi Medis dan Apotek di Jepang
Label itu akan datang jika Bennett memiliki kualitas hidup yang baik selama berbulan-bulan.
Tapi masih ada kemungkinan dia bisa mati.
Dia menambahkan, apa pun hasilnya, penting bagi para peneliti untuk mempelajari sesuatu yang dapat diterapkan pada transplantasi di masa depan.
Caplan juga mengatakan, harus ada kajian independen terhadap data yang masuk ke dalam keputusan untuk melakukan transplantasi pertama ini.
(Tribunnews.com/Yurika)