Kericuhan di Kazakstan Berlanjut, Presiden Tokayev Minta Bantuan Aliansi Militer Rusia
Kazakstan berada di bawah keadaan darurat karena kerusuhan aksi protes kenaikan harga BBM. Presiden Tokayev telah meminta bantuan…
Nazarbayev mengundurkan diri sebagai presiden pada tahun 2019 tetapi mempertahankan otoritas sebagai ketua partai yang berkuasa dan kepala dewan keamanan yang punya otoritas sangat luas.
Pengunjuk rasa menerebos gedung-gedung publik
Para demonstran pada hari Rabu (05/01), dilaporkan masuk ke kantor walikota di Almaty, kota terbesar di Kazakstan. Menurut situs berita Zakon, para demonstran masuk dengan membawa tongkat dan tameng. Polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah kerumunan saat orang-orang menerobos barikade di jalan.
Pemerintahan Perdana Menteri Askar Mamin telah mengundurkan diri dan Tokayev sudah mengumumkan keadaan darurat di Almaty. Ia juga memberlakukan jam malam dan membatasi akses ke kota.
Kazakstan juga menerapkan kembali batasan sementara harga maksimal LPG. Tindakan darurat diperluas ke seluruh negeri.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) telah membantah tuduhan Rusia bahwa Washington telah memicu pecahnya kerusuhan. Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki menyatakan, tuduhan itu "benar-benar salah."
Polisi menyalahkan 'ekstremis'
Kepala Polisi Kazakstan Kanat Taimerdenov dalam sebuah pernyataan mengatakan, kelompok "ekstremis dan radikal" berada di belakang protes. Ia menambahkan, para demonstran menjarah toko-toko.
Garda nasional dan pasukan militer telah bergabung dengan polisi untuk mengamankan kota, kata Taimerdenov.
Kementerian Dalam Negeri Kazakstan melaporkan lebih dari 200 orang telah ditangkap terkait aksi protes yang diwarnai kerusuhan itu.
rap/as (AP, dpa, Reuters, AFP)